Berita

AirNav Indonesia Aktifkan Posko Nataru 24 Jam di Medan Antisipasi Lonjakan Trafik Penerbangan 25-30 Persen

AirNav Indonesia mengaktifkan posko Natal dan Tahun Baru (Nataru) selama 24 jam di Medan. Langkah ini diambil menyusul peningkatan signifikan trafik penerbangan di wilayah tersebut, sebagai bagian dari antisipasi kelancaran navigasi udara selama periode libur akhir tahun.

Direktur SDM dan Umum AirNav Indonesia, Didiet KS Radityo, menjelaskan bahwa posko Nataru disiapkan secara khusus di tiga lokasi utama di seluruh Indonesia. “Kami mempersiapkan secara khusus posko, ada tiga lokasi posko kami di seluruh Indonesia, satu tentunya di kantor pusat, yang kedua adalah di kaitan dengan pusat operasional, yang ketiga adalah di masing-masing bandara di seluruh Indonesia, salah satunya adalah di Medan ini,” ungkap Didiet saat memonitor posko Nataru di AirNav Indonesia cabang Medan pada Senin (29/12/2025).

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Koordinasi Nasional dan Kesiapan Operasional

Posko Nataru di Medan beroperasi penuh 24 jam dengan personel yang siaga untuk memastikan kelancaran navigasi penerbangan. Secara nasional, koordinasi dilakukan melalui posko nasional di Indonesia Navigation Management Center (INMC) Jakarta. Pusat kendali ini berperan penting dalam mengantisipasi dampak operasional penerbangan yang bersifat nasional.

Didiet, yang didampingi pimpinan AirNav Indonesia cabang Medan, menambahkan, “Beroperasi 24 jam itu tentunya para general manager ini mengatur jadwal, stand by personel, ada posko nasional yang beroperasi di Jakarta INMC. Setiap kali ada hal yang memang secara operasional berdampak secara nasional, karena pergerakan pesawat kan dari satu daerah ke daerah yang lain, nah itu melaporkan kepada pusat kendali atau INMC tersebut dari posko masing-masing.”

Fungsi posko juga mencakup koordinasi lintas nasional dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, seperti maskapai yang mengajukan extra flight. “Fungsinya untuk koordinasi secara lintas nasional. Kemudian, bahwasanya stakeholder yang ada di lingkungan itu pun juga butuh data, kemudian butuh kolaborasi, misalkan ada tambahan extra flight yang di luar jadwal dan sebagainya, nah itu mereka juga melaporkan kepada Posko yang ada di masing-masing cabang tersebut untuk koordinasi lebih lanjut,” jelas Didiet.

Kesiapan peralatan juga menjadi fokus utama. AirNav memantau persiapan peralatan navigasi penerbangan, termasuk sistem Air Traffic Management (ATM), ATM Automation System (ATMAS), radar, serta penguatan keamanan siber. Tingkat keandalan sistem navigasi ditargetkan mencapai 99,98 persen, terutama saat puncak trafik untuk mengantisipasi gangguan sistem.

Lonjakan Trafik dan Antisipasi Arus Balik

Didiet menuturkan, trafik penerbangan di Medan mengalami kenaikan sekitar 25-30 persen dibandingkan kondisi normal. “Pada kondisi normal sekitar 150-an pergerakan trafik, dan sekarang menjadi 200-an trafik per hari pergerakan,” ujarnya.

Secara nasional, AirNav memperkirakan total 76.000 pergerakan penerbangan selama periode 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026, atau rata-rata sekitar 4.672 penerbangan per hari di seluruh Indonesia.

Puncak arus balik Nataru diperkirakan terjadi pada 3-4 Januari 2026. AirNav mengimbau maskapai untuk mematuhi slot penerbangan yang telah diajukan guna menghindari penumpukan trafik yang dapat menyebabkan keterlambatan.

“Khususnya bagi teman-teman di maskapai, bahwa pengaturan slot selama masa peak season ini menjadi urgen, kami kan punya sistem namanya slot gitu. Nah, setiap kali ada extra flight sudah mengajukan sebelumnya jauh-jauh hari kan untuk dicatat para general manager untuk mengantisipasi beban kerja masing-masing. Nah, kepada para maskapai dimohon untuk taat pada slot yang sudah diajukan sebelumnya karena pergeseran slot itu akan berdampak kepada beban berikutnya,” kata Didiet.

Ia menambahkan, “Misalkan ternyata tidak masuk ke slot-nya, masuk ke slot yang lain menambah beban sebelumnya yang tidak kita antisipasi. Bahkan bisa juga menyebabkan delay kalau memang jumlahnya menumpuk di satu tempat yang terlalu banyak.”

Waspada Cuaca Ekstrem

AirNav juga mewaspadai potensi gangguan cuaca ekstrem selama periode Nataru. Kolaborasi dengan BMKG dilakukan untuk mengantisipasi dampak cuaca. “Ya, di beberapa wilayah khusus gitu, kemarin di wilayah yang kaitan dengan weather phenomenon yang cukup ekstrem seperti di Surabaya kemarin, BMKG melakukan rekayasa cuaca, dengan melakukan penerbangan menebarkan garam dan sebagainya agar memecah konsentrasi awan sehingga turun hujan di daerah tentu yang tidak memperberat daerah-daerah yang memang sudah berdampak,” jelas Didiet.

Pemantauan cuaca dilakukan secara real time melalui operation room untuk memberikan informasi terkini kepada pilot. “Yang kedua adalah memang prakiraan cuaca, jadi kalau kita lihat di lokasi operation room kita, itu kita juga memasang online secara real time, weather, sehingga para air traffic controller (ATC) kita juga ketika dimintai informasi oleh para pilot, kita juga siap untuk memberikan prakiraan arah angin dan sebagainya yang memudahkan pilot mengambil keputusan ketika masuk ke daerah masing-masing,” pungkasnya.

Mureks