Pengendali emiten pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), UBS AG London, terpantau melakukan aksi penjualan saham senilai Rp229,6 miliar pada 15 Desember 2025. Transaksi ini menyebabkan porsi kepemilikan UBS AG di BUMI menyusut.
Dalam transaksi tersebut, UBS AG London melepas sebanyak 627.351.600 saham biasa BUMI. Penjualan dilakukan pada harga Rp366 per saham.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 22 Desember 2025, tujuan dari transaksi ini adalah untuk kepentingan aktivitas lindung nilai derivatif nasabah. “Tujuan transaksi untuk kepentingan aktivitas lindung nilai derivatif nasabah,” demikian kutipan dari dokumen BEI.
Sebelum aksi penjualan ini, UBS AG tercatat menggenggam sebanyak 22.515.150.811 saham BUMI, dengan porsi hak suara mencapai 6,06%. Setelah transaksi, kepemilikan saham UBS AG turun menjadi 21.887.799.211 saham, dan hak suaranya menyusut menjadi 5,89%.
Kinerja Saham BUMI dan Aksi Korporasi Lain
Aksi penjualan saham oleh pengendali ini terjadi di tengah kenaikan signifikan harga saham BUMI beberapa waktu terakhir. Pada Selasa, 23 Desember 2025, pukul 13.53 WIB, harga saham BUMI berada di level Rp382 per saham, mencatat kenaikan 11,05%.
Secara lebih luas, saham BUMI telah melonjak 75,23% dalam sebulan terakhir dan meroket 210,57% secara year to date.
Selain itu, BUMI juga aktif melakukan aksi korporasi. Terbaru, emiten pertambangan ini mengumumkan telah merampungkan aksi pengambilalihan Jubilee Metals Limited (JML), sebuah perusahaan yang berdiri berdasarkan hukum Australia Barat.
Penyelesaian transaksi pengambilalihan JML dilakukan pada 18 Desember 2025. Manajemen BUMI menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa perseroan telah melakukan pembelian 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML.
Nilai transaksi pembelian saham tersebut mencapai Rp346,94 miliar atau setara AUD31,47 juta. Dengan rampungnya transaksi ini, BUMI kini menggenggam 5.734.770 saham JML, atau setara dengan 64,98% kepemilikan, menjadikannya pemegang saham pengendali JML secara efektif.






