Internasional

Rupiah Terjebak di Rp16.700 per Dolar AS, Ekonom BSI Proyeksikan Penguatan Terbatas di 2026

Advertisement

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Banjaran Surya Indrastomo, memproyeksikan potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, pada tahun 2026 masih akan terbatas, yakni hanya satu kali. Proyeksi ini menjadi salah satu faktor penentu pergerakan nilai tukar Rupiah di tengah dinamika ekonomi global.

Menurut Banjaran, Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate sebanyak dua kali pada periode yang sama. Namun, langkah tersebut sangat bergantung pada arah aliran modal asing ke pasar negara berkembang (emerging market) serta dampaknya terhadap nilai tukar Rupiah yang saat ini masih berada di level Rp16.700-an per Dolar AS. Rupiah sendiri telah melemah sekitar 3% secara year to date.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Untuk memperkuat Rupiah ke depan, Banjaran menekankan pentingnya upaya mendorong peningkatan cadangan devisa. Salah satu kebijakan yang dapat ditempuh adalah melalui kebijakan devisa hasil ekspor (DHE). Peningkatan cadangan devisa dinilai krusial untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang domestik.

Pemerintah juga menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan anggaran. Pada tahun 2026, utang jatuh tempo pemerintah diperkirakan mencapai Rp870 triliun. Kondisi ini menuntut pengelolaan anggaran yang semakin berhati-hati guna menjaga arus kas APBN tetap maksimal dalam mendorong perekonomian nasional.

Advertisement

Di sisi pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2026 diproyeksikan masih dapat tumbuh sebesar 5%. Namun, untuk mencapai pertumbuhan di atas angka tersebut, diperlukan upaya lebih keras, terutama dalam mendorong peran sektor usaha swasta. Sektor ini diharapkan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, dunia usaha di tahun 2026 juga diperkirakan masih akan menghadapi berbagai tantangan. Perang dagang global dan gempuran produk impor menjadi beberapa faktor eksternal yang dapat menghambat laju perekonomian. Prospek dan tantangan ekonomi Indonesia 2026 ini dibahas lebih lanjut dalam dialog Banjaran Surya Indrastomo di program Squawk Box, CNBC Indonesia, Rabu (24/12/2025).

Advertisement
Mureks