Rata-rata kenaikan gaji karyawan di Indonesia diperkirakan akan melambat pada tahun 2026, mencapai angka 5,8%. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi kenaikan gaji pada tahun 2025 yang mencapai 6,3%.
Estimasi tersebut berasal dari analisis Mercer, sebuah perusahaan konsultan global terkemuka dalam bidang sumber daya manusia, pensiun, investasi, serta kesehatan dan kesejahteraan. Mercer sendiri merupakan bagian dari Marsh McLennan (NYSE: MMC).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Tren Kenaikan Gaji dan Faktor Pendorong
Yosef Budiman, Associate Director & Career Products Leader Mercer Indonesia, menjelaskan bahwa Total Remuneration Survey Mercer tahun 2025 menganalisis tren dan kebijakan remunerasi dari lebih dari 7.000 jabatan di 588 perusahaan di seluruh Indonesia.
“Analisis tersebut menunjukkan bahwa meskipun kenaikan gaji diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2025, seluruh perusahaan yang disurvei (100%) tetap berencana memberikan kenaikan gaji pada tahun 2026, sama seperti pada tahun 2025. Faktor utama yang memengaruhi kenaikan gaji pada tahun 2026 adalah kinerja individu, rentang gaji, dan kinerja perusahaan,” tulis Mercer dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (24/12/2025).
Beberapa sektor menunjukkan proyeksi kenaikan gaji yang signifikan. Industri kimia, misalnya, diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 6,2%, yang mencerminkan kepercayaan kuat terhadap investasi talenta. Sebaliknya, industri otomotif memproyeksikan kenaikan yang lebih moderat, yakni 4,9%, lebih rendah dibandingkan sektor lainnya.
“Perbedaan ini menegaskan pandangan industri yang beragam dalam mempersiapkan strategi kompensasi untuk tahun mendatang,” tambah Yosef.
Bonus, Turnover, dan Rencana Ekspansi Tenaga Kerja
Survei ini juga mengungkap bahwa realisasi pembayaran bonus tahun 2025 diperkirakan sedikit di bawah ekspektasi, dengan rata-rata 16,6% dari gaji pokok tahunan, dibandingkan ekspektasi 17,5% pada tahun 2024.
Tingkat pengunduran diri sukarela karyawan (voluntary turnover) diperkirakan stabil pada 5,2% di tahun 2025, konsisten dengan tingkat 5,1% yang tercatat pada tahun 2023 dan 2024. Namun, pengunduran diri non-sukarela diperkirakan meningkat, terutama di sektor teknologi tinggi, pertambangan, dan kontraktor pertambangan.
Selain itu, rencana ekspansi tenaga kerja juga menunjukkan perlambatan. Hanya sekitar 20% perusahaan yang berencana menambah karyawan pada tahun 2026, turun dari 25% pada perkiraan tahun sebelumnya.
“Dengan perbedaan anggaran gaji di berbagai sektor, pendekatan kompensasi perlu disesuaikan dengan kondisi unik masing-masing perusahaan. Meskipun pengunduran diri sukarela tetap stabil, peningkatan pengunduran diri non-sukarela, terutama di sektor teknologi tinggi dan pertambangan, serta perlambatan rencana perekrutan, menuntut perusahaan untuk mengelola strategi penghargaan dan retensi secara lebih terarah di tengah pasar talenta yang kompetitif,” jelas Yosef.
Tantangan dan Strategi HR di Tengah Ketidakpastian
Menjelang tahun 2026, para pemimpin HR akan menghadapi tantangan untuk mendorong produktivitas di tengah anggaran yang semakin ketat, sambil tetap berusaha memenuhi aspirasi pertumbuhan perusahaan.
Presiden Direktur Mercer Indonesia, Isdar Marwan, menekankan bahwa kondisi ini menuntut fokus kuat pada inisiatif peningkatan keterampilan (upskilling) dan pelatihan ulang (reskilling). Selain itu, penting juga untuk menjaga kompensasi yang adil, meningkatkan kesehatan perusahaan di tengah kenaikan biaya, serta membangun budaya digital yang selaras dengan tren talenta global.
“Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia harus mengelola ambisi pertumbuhan secara lebih strategis di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan biaya yang meningkat. Dengan anggaran yang lebih ketat, pemimpin HR dan bisnis perlu memprioritaskan produktivitas melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang, memperkuat kapabilitas digital, dan berinvestasi pada kesehatan karyawan sebagai pembeda jangka panjang. Prioritas ini sejalan dengan Global Talent Trends yang kami amati. Mercer tetap berkomitmen untuk membantu perusahaan merancang strategi talenta dan penghargaan yang adaptif dan siap menghadapi masa depan,” pungkas Isdar.






