Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung menyampaikan permintaan maaf mendalam kepada keluarga 179 korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air. Permintaan maaf ini disampaikan pada Senin (29/12/2025), bertepatan dengan satu tahun tragedi nahas yang mengguncang negara tersebut.
Dalam pernyataannya, Presiden Lee juga berjanji untuk mengungkap kebenaran di balik insiden yang menjadi kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Korsel. “Sebagai presiden yang memiliki tanggung jawab untuk melindungi nyawa dan keselamatan rakyat, saya menyampaikan permintaan maaf saya yang terdalam,” kata Lee dalam pesan yang dirilis pada hari Senin, sebagaimana dikutip Reuters.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Kecelakaan itu sendiri terjadi pada 29 Desember 2024, ketika pesawat Jeju Air melakukan pendaratan darurat dan menabrak tanggul di ujung landasan pacu Bandara Internasional Muan. Pesawat tersebut kemudian meledak dan terbakar hebat, menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya. Hanya dua orang yang berhasil selamat dari insiden tersebut.
Sebelumnya, keluarga para korban telah berulang kali menuntut jawaban pasti mengenai penyebab kecelakaan. Tuntutan ini muncul setelah Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api yang dipimpin pemerintah menunda perilisan laporan akhir investigasi.
Laporan pendahuluan yang dirilis pada Januari lalu menyebutkan bahwa kedua mesin pesawat mengalami tabrakan burung. Namun, sejumlah pertanyaan krusial masih belum terjawab, termasuk dugaan kelalaian keselamatan, desain landasan pacu di Bandara Internasional Muan, serta tindakan yang diambil pilot pada menit-menit terakhir penerbangan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Lee Jae-myung menegaskan, “Bencana ini jelas mengungkapkan masalah dan keterbatasan sistematis masyarakat kita.” Ia menambahkan, “Yang dibutuhkan sekarang bukanlah janji-janji yang asal-asalan atau kata-kata kosong, melainkan perubahan dan tindakan nyata.”
Parlemen Korsel saat ini tengah meninjau rencana untuk merombak badan investigasi kecelakaan pesawat. Langkah ini bertujuan untuk memastikan independensi dan keahlian yang lebih besar dalam setiap proses penyelidikan di masa mendatang.
Pada Senin sore, keluarga para korban dijadwalkan akan mengadakan upacara peringatan di Bandara Internasional Muan, yang terletak di wilayah barat daya Korsel, untuk mengenang para korban tragedi tersebut.






