Pemerintah menargetkan hilirisasi sejumlah komoditas perkebunan dan peningkatan produksi protein pada tahun 2026. Langkah ini diambil setelah pemerintah berhasil mencapai swasembada beras dan jagung pada tahun 2025. Untuk mendukung program ini, anggaran sebesar Rp 9 triliun telah disiapkan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan, fokus pemerintah pada tahun 2025 adalah swasembada pangan. “So far tercapai ya (target 2025). Kita kan memang fokus swasembada. Bagaimana tidak impor beras dan tidak impor jagung dan tidak impor gula konsumsi. So far kita tercapai,” ujar Sudaryono saat ditemui di Kementerian Pertanian, Rabu (31/12/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Untuk tahun 2026, Sudaryono menambahkan, target yang sudah tercapai akan dipertahankan, namun dengan penambahan fokus pada hilirisasi komoditas perkebunan. “Nah tahun 2026 yang sudah tercapai dipertahankan, tetapi menunya ditambah dengan hilirisasi komoditi perkebunan tebu, ada coklat, ada kopi, ada mete,” lanjutnya.
Peningkatan Produksi Protein untuk Program Makan Bergizi Gratis
Selain hilirisasi, pemerintah juga akan menggenjot produksi daging ayam, telur ayam, dan susu. Peningkatan ini krusial untuk memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diprediksi akan menjangkau puluhan juta orang pada tahun depan.
Sudaryono menerangkan, peningkatan produksi protein akan dilakukan melalui pembangunan peternakan terintegrasi yang berfokus pada pemenuhan pakan ternak. “Termasuk bagaimana merevitalisasi peningkatan produksi sektor protein yaitu ayam dan telur dan juga susu. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan MBG,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Karena tahun depan ini kan diprediksi 80 sekian juta orang akan dapat MBG dan itu kan ada kebutuhan besar terhadap protein. Karena memang fokus dari MBG ini kan pemenuhan protein yang cukup.”
Anggaran Rp 9 Triliun untuk Peremajaan Perkebunan
Sebelumnya, Sudaryono telah mengungkapkan bahwa dua program utama pemerintah untuk tahun depan adalah hilirisasi perkebunan dan peningkatan produksi peternakan. Pernyataan ini disampaikan usai acara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).
Komoditas perkebunan yang menjadi sasaran hilirisasi meliputi karet, kakao (cokelat), kopi, teh, lada, tebu, kelapa, pala, tembakau, dan cengkeh. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9 triliun untuk program peremajaan yang akan berlangsung selama tiga tahun.
“Nah hilirisasi perkebunan itu ada yang namanya peremajaan beberapa komunitas perkebunan kita sudah ada anggarannya Rp 9 koma sekian triliun yang terbagi dalam 3 tahun. Itu ada tebu, ada kopi ada coklat, ada pala, lada kemudian gambir, ada 11 komunitas,” papar Sudaryono.
Setelah program peremajaan selesai, hilirisasi komoditas tersebut akan digenjot lebih lanjut, termasuk pembangunan pabrik-pabrik pengolahan. Pemerintah berencana menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta untuk berinvestasi dalam proyek-proyek ini.






