Berita

Pelari Muda Jakarta: Antara Trotoar Sempit dan Duel Maut dengan Kendaraan

Advertisement

Minimnya ruang aman untuk berolahraga lari di Jakarta memaksa anak muda beradu nasib di tengah lalu lintas kendaraan. Kondisi ini membuat aktivitas lari yang digemari banyak kalangan, terutama generasi muda, terancam. Alih-alih berlari di tempat yang nyaman dan proper, para pelari justru kerap menggunakan trotoar sempit, pinggir jalan yang berlubang, bahkan harus menyelinap di antara kemacetan.

Fenomena ini menjadi sorotan di kalangan anak muda. Mereka menyuarakan harapan agar fasilitas publik di ibu kota lebih ramah terhadap pelari dan pejalan kaki. Raditya (21), seorang mahasiswa asal Jagakarsa, mengungkapkan kegelisahannya saat berlari di jalanan.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“Terkadang tuh yang bikin ganyaman jalanan nya kecil terus berlubang, dan trotoar di Jakarta yang gede cuman ada di jalan protokol, kalo lari di deket rumah gue trotoar gaada dan jalanan kecil jadi was-was aja lari dikit nengok belakang takut ketabrak motor sih,” ujar Raditya.

Suara serupa datang dari Adam (23), anggota komunitas lari di Jakarta Selatan. Ia menekankan pentingnya perbaikan pedestrian sebagai langkah awal untuk mendukung kenyamanan para pelari.

“Yang bisa di-improve biar para pelari tuh lebih nyaman pedestrian nya harus lebih diperbaiki lagi sih, mengacu ke negara yang udah maju kan pedestrian nya udah bagus dan gede trotoar nya kan jadi itu juga bisa dimanfaatkan sama para pelari juga,” jelas Adam.

Advertisement

Sementara itu, Fahri (23), pelari Gen Z lainnya, memberikan saran yang lebih komprehensif kepada pemerintah. Ia mengusulkan adanya kegiatan serupa Car Free Day (CFD) di luar hari Minggu, serta penambahan fasilitas penunjang.

“Mungkin bisa dikasih maybe something like CFD juga cuman selain hari Minggu, waktu itu kan ada rumornya mau Sabtu malam diadain car free night gitu, mungkin itu bisa beneran dijalanin sih menurut gue sama kalo emang fasilitasnya mau dibagusin di tambah penunjang lain seperti trek lari dan toilet umum,” ungkap Fahri.

Berbagai komunitas lari di Jakarta telah berulang kali menyuarakan pentingnya ruang publik yang aman, ramah pejalan kaki, dan memiliki trek lari yang memadai. Fasilitas yang baik tidak hanya meningkatkan kenyamanan berolahraga, tetapi juga berpotensi mengurangi risiko kecelakaan dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan anak muda.

Hingga fasilitas tersebut terpenuhi, para pelari muda Jakarta tampaknya masih harus beradaptasi dan menyusun strategi agar tetap dapat berolahraga tanpa mengorbankan keselamatan di tengah kerasnya jalanan ibu kota.

Advertisement
Mureks