Keuangan

Pasokan Global Kian Ketat, Harga Tembaga Melonjak Tajam di Bursa London Menuju Kinerja Terbaik Sejak 2009

Harga tembaga melonjak tajam dalam perdagangan yang bergejolak di Bursa Logam London (LME) pada Senin, 29 Desember 2025. Reli kuat ini menutup tahun dengan kinerja terbaik sejak 2009, didorong oleh ketersediaan pasokan global yang semakin terbatas.

Kontrak berjangka tembaga di LME sempat melonjak hingga 6,6 persen pada menit-menit awal perdagangan setelah dibuka kembali usai libur Natal. Kenaikan tersebut menjadi lonjakan intraday terbesar sejak 2022, dengan harga mendekati 13.000 dollar AS per ton. Namun, harga kemudian terkoreksi dan diperdagangkan sekitar 1,6 persen lebih tinggi pada pertengahan sesi perdagangan di London. Di sisi lain, kontrak berjangka tembaga di New York justru melemah, menghapus sebagian besar kenaikan 5 persen yang terjadi pada Jumat sebelumnya, saat LME masih tutup.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Lonjakan harga tembaga sepanjang tahun ini ditandai oleh sejumlah gangguan tambang yang tidak terencana, ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap industri peleburan global. Faktor-faktor ini secara kolektif menekan pasokan dan mendorong harga naik.

Dalam periode terakhir, kenaikan harga dipicu oleh lonjakan pengiriman ke Amerika Serikat yang menguras pasokan tembaga dari pasar global lainnya. Rencana Donald Trump untuk kembali meninjau tarif atas tembaga primer pada 2026 juga menghidupkan kembali perdagangan arbitrase yang sempat mengguncang pasar awal tahun ini. Kondisi tersebut memperketat ketersediaan pasokan di luar AS, meskipun permintaan mendasar di China sebagai pembeli utama justru melemah.

Selain faktor tarif, tekanan pasokan juga diperburuk oleh sejumlah insiden di sektor pertambangan. Di antaranya adalah kecelakaan fatal di tambang tembaga terbesar kedua di dunia yang berlokasi di Indonesia, banjir bawah tanah di Republik Demokratik Kongo, serta ledakan batu yang menewaskan pekerja di sebuah tambang di Chile.

Meskipun demikian, prospek permintaan jangka panjang untuk tembaga tetap kuat. Tren elektrifikasi mendorong kebutuhan tembaga dalam jumlah besar untuk jaringan listrik, infrastruktur energi, dan sektor manufaktur. Investor juga memperkirakan konsumsi tembaga akan meningkat guna memenuhi lonjakan kebutuhan listrik dari perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Analis industri menilai sebagian besar sumber daya tambang dengan kadar tertinggi dan akses termudah telah semakin menipis, menambah tekanan pada pasokan di masa depan.

Mureks