Keuangan

Nvidia Resmi Akuisisi Saham Intel Senilai Rp 83,82 Triliun, Jadi Pemegang Saham Utama

Produsen chip grafis terkemuka, Nvidia, secara resmi mengakuisisi saham Intel senilai USD 5 miliar atau setara Rp 83,82 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.760 per dolar AS). Transaksi besar ini menjadikan Nvidia sebagai salah satu pemegang saham utama di perusahaan semikonduktor raksasa tersebut.

Pengumuman akuisisi disampaikan Nvidia dalam dokumen pengajuan pada Senin, 29 Desember 2025. Perusahaan perancang chip kecerdasan buatan (AI) itu sebelumnya telah menyatakan pada September 2025 akan membayar USD 23,28 per saham untuk saham biasa Intel. Lebih dari 214,7 juta saham Intel dibeli Nvidia melalui penempatan pribadi dengan harga yang telah disepakati.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Kesepakatan ini dipandang sebagai penyelamat keuangan utama bagi Intel, yang selama bertahun-tahun menghadapi serangkaian kesalahan strategis dan ekspansi kapasitas produksi yang membutuhkan modal besar, menguras keuangan perusahaan.

Badan antimonopoli AS telah memberikan persetujuan atas investasi Nvidia di Intel, sebagaimana diberitahukan oleh Komisi Perdagangan Federal AS pada awal Desember 2025.

Pasca pengumuman, saham Nvidia terpantau turun 1,3 persen dalam perdagangan prapasar, sementara saham Intel nyaris tidak mengalami perubahan.

Investasi Pemerintah AS dan Rekor Kapitalisasi Pasar Nvidia

Sebelumnya, Nvidia telah mengumumkan rencana pembelian saham biasa Intel senilai USD 5 miliar atau Rp 82,69 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.539 per dolar AS). Langkah ini menyusul investasi signifikan dari pemerintah Amerika Serikat yang mengambil sekitar 10% saham Intel beberapa minggu sebelumnya.

Mengutip CNN pada Minggu, 21 September 2025, Nvidia akan membayar USD 23,28 per saham, yang diperkirakan akan memberikan Nvidia sekitar 4% atau lebih saham Intel setelah penerbitan saham baru untuk menyelesaikan transaksi, demikian laporan Reuters.

Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump dan Intel mengumumkan investasi pemerintah sebesar USD 8,9 miliar atau Rp 147,20 triliun pada saham biasa Intel. Trump menyebutnya sebagai “Perusahaan Amerika Hebat yang memiliki masa depan yang lebih luar biasa.”

“Ini adalah Kesepakatan yang hebat untuk Amerika dan, juga, Kesepakatan yang hebat untuk INTEL,” tulis Trump di Truth Social kala itu.

Di sisi lain, Nvidia terus mencetak rekor. Produsen chip ini menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 5 triliun atau Rp 83.199 triliun (asumsi kurs Rp 16.643 per dolar AS). Pencapaian ini diraih pada Rabu, 29 Oktober 2025, ketika saham Nvidia ditutup naik 2,99% pada harga USD 207,04 dengan 24,3 miliar lembar saham beredar.

Kapitalisasi pasar USD 5 triliun ini dicapai hanya tiga bulan setelah Nvidia menjadi yang pertama menembus angka USD 4 triliun atau Rp 66.577 triliun. Pencapaian ini semakin menegaskan gejolak yang dipicu oleh tren kecerdasan buatan, yang dinilai sebagai pergeseran terbesar dalam teknologi sejak peluncuran iPhone pertama oleh Steve Jobs 18 tahun lalu.

Nvidia kini memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada Produk Domestik Bruto (PDB) India, Jepang, dan Inggris, berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF).

Kekhawatiran Gelembung Kecerdasan Buatan

Meskipun demikian, kekhawatiran akan kemungkinan gelembung Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mulai mencuat. Para pejabat di Bank of England pada awal bulan ini telah menandai meningkatnya risiko harga saham teknologi yang melonjak akibat ledakan AI dapat meledak. Kepala Dana Moneter Internasional juga menyuarakan kekhawatiran serupa.

Hasrat yang besar terhadap chip Nvidia menjadi alasan utama kenaikan harga saham perusahaan yang begitu pesat sejak awal 2023, yang puncaknya terlihat pada perdagangan Rabu pekan ini saat kapitalisasi pasar saham Nvidia menyentuh USD 5 triliun.

Mureks