Berita

Menbud Fadli Zon: Kongres Kebudayaan Madura Momentum Perteguh Jati Diri di Era Glokalisasi

Advertisement

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon, menyampaikan pidato kunci dalam Kongres Budaya Madura bertajuk “Glokalisasi Madura, Mengakar di Madura Berdampak untuk Dunia” pada Selasa, 23 Desember 2025. Acara penting ini berlangsung di Gedung Pertemuan R.P Mohammad Noer, Universitas Trunojoyo Madura (UTM), menjadi tonggak dalam upaya menjaga, merawat, dan mengembangkan kebudayaan Madura sebagai bagian integral dari kebudayaan nasional.

Fadli Zon menekankan bahwa kongres ini merupakan ruang refleksi dan dialog lintas generasi. “Kongres Kebudayaan Madura ini menjadi ruang refleksi dan dialog lintas generasi untuk menjawab tantangan zaman, khususnya di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang begitu cepat,” tegas Fadli Zon.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Ia juga menegaskan bahwa kebudayaan harus tetap hidup, tumbuh, dan memberikan makna bagi masyarakat masa kini dan mendatang, bukan sekadar kenangan masa lalu. “Saya sangat mengapresiasi semakin banyaknya pihak yang mengembangkan budaya Madura, tidak hanya para pelaku budaya, tetapi juga perguruan tinggi,” ujarnya.

Capaian Pelestarian Budaya dan Peran Diplomasi

Dalam pidatonya, Fadli Zon memaparkan capaian pelestarian budaya sepanjang tahun 2025. Hingga Oktober 2025, tercatat 2.727 Warisan Budaya Takbenda Indonesia, 313 Cagar Budaya Nasional, dan 3,8 juta pengunjung museum serta cagar budaya. Selain itu, 47 cagar budaya telah dipugar, 15 museum baru didirikan, 152 Desa Pemajuan Kebudayaan terbentuk, dan 741 komunitas budaya diperkuat. Upaya repatriasi benda budaya dan pengembangan Rumah Budaya Indonesia di berbagai negara sahabat juga terus dilakukan, menunjukkan kekayaan budaya bangsa yang beragam.

Fadli Zon lebih lanjut menyoroti peran kebudayaan sebagai sumber ketahanan nasional dan instrumen diplomasi yang berpengaruh. Indonesia, dengan keragaman budaya dan warisan peradaban yang panjang, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kebudayaan sebagai soft power. Ia juga menggarisbawahi temuan arkeologi dan paleoantropologi yang menempatkan Indonesia sebagai bagian penting dalam sejarah peradaban manusia.

“Lebih dari 60 persen temuan fosil manusia purba dunia ditemukan di wilayah Indonesia, menempatkan Nusantara sebagai salah satu episentrum peradaban awal manusia,” jelas Fadli Zon.

Dukungan Dana Indonesiana dan Komitmen Bersama

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) juga menyediakan Dana Indonesiana sebagai instrumen fasilitasi bagi komunitas, sanggar, individu, perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa), serta seniman yang memiliki gagasan untuk memajukan kebudayaan. Hingga tahun depan, Kemenbud telah menganggarkan sekitar 400 miliar rupiah untuk mendukung inisiatif ini.

“Dukungan ini terbuka untuk berbagai inisiatif, mulai dari penyelenggaraan Festival Budaya Madura hingga pengembangan kekayaan budaya secara spesifik seperti keris, tari, topeng, manuskrip, dan lainnya. Kami (Kementerian Kebudayaan) tentu akan sangat mendukung,” ungkap Fadli Zon.

Ia menutup pidatonya dengan ajakan. “Mari kita jadikan Kongres Kebudayaan Madura ini sebagai momentum untuk memperteguh jati diri, memperkuat persatuan, serta meneguhkan kebudayaan sebagai kekuatan pembangunan bangsa,” sambungnya.

Advertisement

Madura sebagai Sumber Nilai dan Peradaban

Di sisi lain, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, menegaskan bahwa kongres ini lebih dari sekadar seremoni, melainkan tonggak penting bagi perjalanan kebudayaan Madura. Atas nama Pemerintah Kabupaten Bangkalan, ia menyampaikan apresiasi dan selamat datang kepada Fadli Zon, sebagai wujud komitmen bersama dalam memajukan kebudayaan.

“Madura bukan sekadar tempat lahir, tetapi merupakan sumber nilai karakter dan peradaban. Dari rahim Madura lahir manusia-manusia yang tangguh dan berprinsip. Nilai-nilai inilah yang terus kami rawat dan kembangkan melalui semangat glokalisasi Madura,” ujar Lukman Hakim.

Menurutnya, tema glokalisasi adalah pernyataan sikap bahwa Madura harus tampil sebagai subjek masa depan yang mampu berdialog dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. “Akar budaya harus menjadi pijakan dalam melangkah ke masa depan,” ucapnya.

Kebhinekaan di Universitas Trunojoyo Madura

Sementara itu, Rektor UTM, Safi’, menyampaikan bahwa kampusnya adalah ruang perjumpaan beragam latar belakang suku bangsa, agama, bahasa, dan kedaerahan. “Kebhinekaan terpelihara dan terawat di UTM. Upaya kami melestarikan budaya Madura melalui museum dan kongres budaya bukan berarti menafikan budaya Nusantara lainnya, tetapi justru menjadi bagian dari penguatan kebudayaan nasional,” ujar Safi’.

Ia juga mengapresiasi perhatian dan dukungan Fadli Zon terhadap kebudayaan Jawa Timur, khususnya Madura. “Alhamdulillah, Jawa Timur meraih penetapan 46 Warisan Budaya Takbenda Indonesia, dan tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Bangkalan, yakni Batik Gentongan Tanjungbumi, Tongkos Bangkalan, dan Topeng Patengteng,” tuturnya.

Semarak Budaya dan Kehadiran Tokoh

Kongres Budaya Madura turut dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh budayawan nasional Zawawi Imron. Puisi berjudul “Ibu” dan “Renjana Tanah Sajadah” menggema sebagai ekspresi kecintaan terhadap tanah air Indonesia. Forum ini juga menampilkan pameran UMKM Jamu Madura yang menyuguhkan beragam produk tradisional khas Madura, merepresentasikan identitas budaya sekaligus nilai ekonomi.

Turut hadir mendampingi Fadli Zon adalah Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, Endah Budi Heryani. Hadir pula sejumlah tamu undangan penting, termasuk anggota DPR RI Hasani Zubair, Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Evy Afianasari, Ketua Dewan Kesenian Pamekasan Arif Wibisono, perwakilan DPRD provinsi dan kabupaten/kota, serta para tokoh adat, akademisi, budayawan, dan seniman lokal.

Advertisement
Mureks