Nasional

Menanti Berkah Malam Tahun Baru: Kisah Oleh, Penjual Terompet di Jalan Asia-Afrika Bandung

Terompet warna-warni bergelantungan di sepanjang trotoar Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, pada Rabu (31/12/2025) sore, menyambut malam pergantian tahun 2026. Di antara deretan dagangan itu, Oleh (40), seorang pria asal Tasikmalaya, tampak sibuk merangkai pipa-pipa plastik, mengubahnya menjadi terompet siap jual.

Bagi Oleh, momen pergantian tahun adalah kesempatan emas untuk mencari penghasilan tambahan. “Cari momen aja, cuma biasa tiap tahun di sini jualannya. Tahun kemarin juga di sini. Kalau sehari-hari nggak jualan ini,” ujar Oleh saat berbincang dengan kumparan.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Sehari-hari, Oleh memiliki profesi di bidang reklame. Namun, ia tak pernah absen berjualan terompet musiman setiap tanggal 31 Desember. Kebiasaan ini telah ia lakoni selama 25 tahun terakhir, sejak remaja pada tahun 2000.

“Sehari-harinya profesinya di bidang reklame. Reklame gitu sehari-harinya mah gitu. Cuma ya kalau momen-momen gini emang tiap tahun saya jualan juga gitu. Udah dari tahun 2000, dari remaja,” jelasnya.

Terompet yang dijual Oleh dibanderol dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per buah. Dari penjualan ini, ia bisa mengantongi penghasilan kotor hingga Rp 600.000. Namun, sebagian besar harus disetorkan kepada bosnya.

“Saya setor ke bos, kalau bersih paling Rp 150.000 lah gitu,” ungkap Oleh.

Oleh menuturkan, keramaian pembeli biasanya mulai terasa sekitar pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB, dan terus berlanjut hingga malam hari. Sayangnya, penjualan pada Rabu sore itu belum menunjukkan tanda-tanda menggembirakan.

“Tahun kemarin mah jam segini alhamdulillah udah ada laku yang lima gitu. Kalau sekarang baru laku satu. Ya nggak tau sih kalau malam mah gitu. Nanti kan biasanya ramainya dari jam tiga jam empat gitu sampai malam,” keluhnya.

Sebagai pedagang kaki lima, Oleh juga tak jarang berhadapan dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Bahkan saat ditemui, ia sempat ditegur petugas untuk memindahkan dagangannya. “Udah sering kayak gini, ya namanya juga pedagang kaki lima,” pungkas Oleh pasrah.

Mureks