Warren Buffett, sosok yang diakui sebagai salah satu investor paling sukses di dunia, dikenal dengan strategi investasinya yang jauh dari kesan rumit atau spekulatif. Pendekatan yang konsisten ia terapkan selama puluhan tahun ini justru sangat sederhana dan telah terbukti membangun kekayaannya secara signifikan.
Investor yang dijuluki “Oracle of Omaha” ini tidak jarang membagikan pandangan investasinya melalui berbagai medium, mulai dari surat tahunan, wawancara, hingga rapat pemegang saham. Di tengah industri keuangan yang kerap menawarkan produk dan strategi kompleks, Buffett tetap teguh pada prinsip-prinsip dasar seperti kesabaran, disiplin, dan pemahaman mendalam terhadap bisnis.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Pendekatan fundamental ini menjadi sangat relevan bagi investor pemula yang sering kali kebingungan menghadapi istilah pasar yang rumit dan rekomendasi investasi yang saling bertentangan. Dikutip dari New Trader U pada Rabu (31/12/2025), berikut adalah lima aturan investasi ala Warren Buffett yang sederhana, mudah dipahami, dan dapat diterapkan tanpa memerlukan keahlian finansial tingkat lanjut.
1. Investasi pada Bisnis yang Dipahami
Aturan pertama Warren Buffett sangat lugas: “jangan pernah berinvestasi pada bisnis yang tidak Anda pahami”. Prinsip ini dikenal luas sebagai circle of competence, yang menekankan pentingnya berinvestasi hanya pada sektor atau bisnis yang benar-benar dimengerti oleh investor.
Ketaatan Buffett pada prinsip ini teruji secara signifikan saat gelembung teknologi melanda pada akhir 1990-an. Ketika banyak investor berbondong-bondong mengucurkan dana ke perusahaan internet yang belum menunjukkan profitabilitas, Warren Buffett dengan tegas menolak untuk membeli saham yang tidak dapat ia nilai secara fundamental. Sikapnya ini sempat menuai kritik dari berbagai pihak. Namun, setelah gelembung tersebut pecah dan triliunan dollar AS lenyap dari pasar, Buffett berhasil menjaga modal investasinya tetap utuh.
Warren Buffett menegaskan bahwa investor tidak memerlukan gelar MBA untuk memulai perjalanan investasi. Ia menyarankan agar pemula memulai dari bisnis dengan produk atau layanan yang mereka gunakan sehari-hari. Jika seseorang tidak dapat menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang atau apa keunggulan kompetitifnya, ia menyarankan untuk beralih ke bisnis lain yang lebih jelas. Buffett juga mengakui adanya sektor-sektor tertentu yang ia hindari karena sulit dievaluasi dengan baik. Menurutnya, kesuksesan datang dari memaksimalkan pemahaman yang dimiliki, bukan menyebarkan investasi ke berbagai sektor yang tidak dipahami.
2. Membeli Perusahaan Berkualitas dengan Harga Wajar
Warren Buffett pernah menyatakan, “jauh lebih baik membeli perusahaan yang sangat bagus dengan harga yang wajar daripada membeli perusahaan biasa dengan harga yang sangat murah”. Pernyataan ini mencerminkan evolusi pendekatannya dalam berinvestasi, dari awalnya berfokus pada perusahaan murah berkualitas biasa menjadi perusahaan unggulan dengan valuasi yang masuk akal.
Kualitas sebuah perusahaan, menurut Buffett, tercermin dari beberapa aspek kunci. Ini meliputi keunggulan kompetitif yang kuat atau moat, pertumbuhan laba yang konsisten, manajemen yang solid, serta kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga produk atau layanannya tanpa kehilangan basis pelanggan. Karakteristik-karakteristik ini memberikan perlindungan yang signifikan terhadap dampak inflasi dan tekanan ekonomi.
Investor pemula sering kali terjebak dalam persepsi bahwa saham dengan harga rendah otomatis berarti bernilai. Padahal, saham yang diperdagangkan di harga 5 dollar AS tidak serta-merta lebih murah atau lebih bernilai dibandingkan saham seharga 500 dollar AS. Penilaian harus didasarkan pada fundamental dan kualitas intrinsik perusahaan, bukan hanya harga per lembar saham.






