Internasional

Israel Terapkan Lockdown di Qabatiya, Menteri Pertahanan: Tak Ada Kompromi Terhadap Teror

Pasukan Israel memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown di desa Qabatiya, selatan Jenin, Tepi Barat, Palestina yang diduduki, pada Sabtu (27/12/2025). Tindakan ini merupakan hari kedua operasi militer Israel menyusul insiden pembunuhan dua warga Israel yang diduga dilakukan oleh seorang penduduk setempat.

Menteri Pertahanan Israel Katz menegaskan bahwa operasi tersebut merupakan respons agresif terhadap pusat-pusat teror. “IDF (tentara Israel) beroperasi secara agresif melawan pusat-pusat teror di desa Qabatiya… disertai dengan penguncian wilayah (lockdown) dan pengamanan total di sekitar daerah tersebut,” ujar Katz dalam pernyataan yang diterbitkan kantornya, Minggu (28/12/2025), dilansir AFP.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Katz menambahkan bahwa Israel tidak akan berkompromi terhadap teror. Ia menyatakan, “Kami akan terus mengejar kebijakan ofensif tanpa kompromi terhadap teror Palestina.”

Di sisi lain, seorang warga Qabatiya, Bilal Hunaisha, mengungkapkan bahwa kota tersebut menjadi sasaran hukuman kolektif oleh pendudukan Israel. “Seperti yang Anda lihat, mereka memblokir jalan ke rumah saya dan saya tidak lagi dapat bergerak,” kata Hunaisha kepada AFP, sambil menunjuk tumpukan puing yang menghalangi akses jalan.

Insiden yang memicu operasi ini terjadi pada Jumat (26/12/2025), ketika seorang pria Palestina berusia 34 tahun diduga membunuh dua orang di Israel utara. Menurut polisi Israel, pelaku yang bekerja secara ilegal di Israel, menggunakan kendaraan majikannya untuk menabrak seorang pria berusia 68 tahun, lalu menikam seorang gadis berusia 18 tahun hingga tewas.

Beberapa jam setelah serangan tersebut, tentara Israel dan badan keamanan dalam negeri Shin Bet segera melancarkan operasi di Qabatiya. Mereka menggeledah rumah pelaku dan menginterogasi sejumlah tersangka.

Pada Sabtu (27/12/2025), Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir memerintahkan penguatan pasukan di wilayah tersebut. Zamir menyoroti pola serangan yang melibatkan individu tunggal dan pekerja ilegal. “Periode ini ditandai oleh penyerang tunggal dan individu yang tinggal secara ilegal di (Israel). Penegakan hukum terhadap mereka yang mengangkut dan mempekerjakan mereka harus diperkuat dan ditingkatkan,” tegas Zamir, berdasarkan pernyataan militer.

Ia juga menambahkan, “Pada saat yang sama, kita harus terus meningkatkan kemampuan kita untuk mengidentifikasi dan menggagalkan para penyerang ini.”

Warga Qabatiya lainnya, Muhannad Zakarneh, menceritakan pengalamannya ditangkap tentara IDF pada pukul 6 pagi tanpa alasan jelas dan diborgol selama berjam-jam. “Ketika saya bertanya apa tuduhan terhadap saya, tidak ada jawaban,” ujar Zakarneh.

Sementara itu, kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa selain memblokir pintu masuk dan melakukan interogasi serta penggeledahan rumah, pasukan Israel juga mengambil alih sebuah sekolah. Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat penahanan dan interogasi.

Mureks