Keuangan

Investor Pasar Modal Indonesia Melonjak 36 Persen di 2025, Capai 20,22 Juta SID dan Didominasi Pria

Jumlah investor pasar modal Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Data terbaru dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) mencapai 36 persen secara tahunan, menembus angka 20,22 juta SID.

Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, menjelaskan bahwa pertumbuhan investor pasar modal tahun ini mencapai 5,35 juta SID. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 2,7 juta SID.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

“Jadi luar biasa dua kali lipat peningkatannya,” ujar Samsul saat konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Pertumbuhan Signifikan Investor

Secara kumulatif, KSEI telah membentuk sekitar 25 juta SID. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta SID dialokasikan untuk institusi tertentu seperti Tapera, sementara 20 juta SID lainnya diperuntukkan bagi investor pasar modal individu di Indonesia.

Berdasarkan jenis instrumen, jumlah investor saham kini mencapai 8,5 juta. Sementara itu, investor reksa dana tercatat sebanyak 19 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sekitar 1,4 juta.

“Dan angkanya bertumbuh semua, bertumbuh hijau,” imbuh Samsul, menyoroti tren positif di berbagai instrumen investasi.

Profil Demografi Investor

Samsul juga memaparkan profil demografi investor baru yang didominasi oleh laki-laki, dengan porsi 66,3 persen, berbanding 33,7 persen perempuan. Dari sisi usia, mayoritas investor baru merupakan kelompok muda, di mana 52,5 persen berusia di bawah 30 tahun.

“Jadi luar biasa ini yang di bawah 30 tahun jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang di atas 30 tahun,” tegasnya.

Terkait latar belakang pendidikan, sebanyak 15,5 persen investor baru adalah lulusan SMA atau sederajat. Berdasarkan pekerjaan, 66,2 persen investor berstatus sebagai pegawai atau profesional. Adapun dari segi penghasilan, sekitar 57,29 persen investor memiliki pendapatan bulanan di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.

Selain itu, KSEI juga mencatat lima provinsi dengan pertumbuhan SID tertinggi sepanjang 2025. Provinsi-provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan dengan pertumbuhan 50,71 persen, Aceh 50,44 persen, Riau 48,65 persen, Kalimantan Tengah 48,19 persen, dan Jambi 47,56 persen.

Dari sisi pertumbuhan aset investor, Sulawesi Barat memimpin dengan kenaikan tertinggi sebesar 132,87 persen. Disusul oleh Banten 68,47 persen, Jambi 63,14 persen, Kepulauan Riau 54,5 persen, dan Maluku 53,3 persen.

“Saya kira ini menggambarkan bahwa kegiatan ekonomi juga sudah menyebar dan meluas ke wilayah Sumatera umumnya karena kalau kita lihat ada 4 provinsi di wilayah Sumatera dan 1 di Kalimantan Tengah,” pungkas Samsul.

Mureks