Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) terpilih periode 2026-2030, Satya Widya Yudha, menyoroti kebutuhan investasi jumbo sekitar Rp 3.000 triliun untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) serta penguatan ketahanan energi di Indonesia.
Menurut Satya, jumlah investasi yang mencapai Rp 2.967 triliun tersebut sangat krusial untuk pembangunan pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik bersih di Tanah Air. Angka ini menjadi acuan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
RUPTL 2025-2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW. Dari total tersebut, 76 persen atau sekitar 42,6 GW direncanakan berasal dari sumber EBT, menegaskan komitmen Indonesia terhadap transisi energi.
Dewan Energi Nasional sendiri mendorong penguatan kerja sama antar Kementerian dan Lembaga untuk mencapai target bauran energi nasional. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat ketahanan energi Republik Indonesia di masa mendatang.
Pernyataan Satya Widya Yudha tersebut disampaikan dalam dialognya bersama Andi Shalini di program Squawk Box CNBC Indonesia pada Selasa, 23 Desember 2025, membahas langkah-langkah strategis yang dibutuhkan Indonesia untuk merealisasikan target RUPTL.






