Maraknya serangan siber di industri pasar modal mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memperkuat pertahanan secara menyeluruh. Upaya ini tidak hanya berfokus pada sistem dan regulasi, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta literasi keamanan bagi para investor.
Penguatan dari Hulu ke Hilir: Anggota Bursa dan SDM
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa penguatan keamanan siber di pasar modal harus dimulai dari anggota bursa. BEI bersama komponen lain dalam Self Regulatory Organization (SRO), seperti KPEI dan KSEI, telah menerbitkan surat keputusan (SK) bersama yang mengatur penguatan cyber security bagi pelaku pasar modal.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
“Dari sisi bursa mungkin yang paling kita juga tekankan, ya tadi kan sampaikan samping investor. Tadi juga adalah bawa dari sisi anggota bursanya,” ujar Iman saat konferensi pers di gedung BEI, Jakarta, Selasa (30/12/2025).
Iman menambahkan, “Jadi mungkin rekan-rekan media telah melihat bahwa beberapa SK bersama, ya. SRO, bursa, KPEI, KSEI terkait SK bersama mengenai cyber security. Tapi yang paling penting adalah yang pertama dari si anggota bursa-nya adalah terkait penguatan SDM-nya.” Langkah ini krusial agar anggota bursa memiliki kompetensi yang memadai dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.
Regulasi, Asesmen, dan Kolaborasi Lintas Lembaga
Selain penguatan SDM, BEI juga menekankan aspek regulasi dan pedoman pengamanan sistem sebagai bagian dari fungsi pengawasan. “Aspek kedua adalah regulasi dan pedoman keamanan sistem. Ketiga assessment atau penilaian terhadap keamanan sistem di anggota bursa, untuk memastikan standar keamanan minimum benar-benar terpenuhi,” jelas Iman.
BEI juga memperkuat kolaborasi lintas lembaga dengan dukungan tenaga ahli tersertifikasi dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Indonesia Anti Scam Center. Pengembangan Security Operation Center (SOC) juga menjadi bagian dari strategi jangka menengah. “Mulai tahun ini hingga pertengahan tahun depan, kami akan mengukur maturity level atau tingkat kematangan keamanan sistem anggota bursa. Ini penting untuk memetakan kesiapan industri secara menyeluruh,” kata Iman.
Peran Investor dalam Menjaga Keamanan Siber
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, menegaskan bahwa isu keamanan siber tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Serangan siber akan selalu menyasar titik terlemah, yang tidak hanya berada pada sistem perusahaan sekuritas, tetapi juga pada nasabah atau investor.
“Cyber security itu bukan hanya urusan pelaku industri, tetapi juga nasabah atau investor. Banyak serangan terjadi karena kelalaian menjaga user ID, password, atau terjebak social engineering,” ungkap Eddy, mengingatkan pentingnya kewaspadaan individual dalam ekosistem pasar modal.





