Anggota Komisi V Fraksi Golkar DPR RI, Daniel Mutaqien Syaifuddin, mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan transportasi darat. Desakan ini menyusul tragedi kecelakaan bus PO Cahaya Trans di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, pada Senin (22/12/2025), yang menewaskan 16 orang.
Daniel Mutaqien menegaskan bahwa insiden tragis tersebut bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan sebuah peringatan serius bagi negara. “Tragedi ini tidak bisa dilihat sebagai kecelakaan biasa. Ini alarm keras bagi negara untuk serius membenahi keselamatan transportasi umum,” kata Daniel dalam keterangannya, Senin (22/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Menurut Daniel, kecelakaan di jalan tol yang seharusnya memiliki standar keselamatan tinggi ini mengindikasikan adanya persoalan serius dalam manajemen risiko, kepatuhan operasional, serta kesiapan pengemudi. Ia menyoroti dugaan kecepatan berlebih serta kondisi sopir dan armada bus yang kini tengah diselidiki aparat kepolisian.
Ketua Harian DPD Golkar tersebut juga mengkritik pengawasan terhadap jam kerja sopir, sistem pergantian pengemudi, dan kelayakan kendaraan yang selama ini dinilai masih bersifat administratif. “Kalau evaluasi hanya berhenti di uji KIR dan dokumen, tanpa pengawasan nyata di lapangan, maka kecelakaan serupa akan terus berulang,” ujarnya.
Daniel mendesak Kementerian Perhubungan, bersama pengelola jalan tol, dan kepolisian, untuk segera mengevaluasi titik-titik rawan kecelakaan, khususnya di simpang susun dan jalur keluar tol. Ia juga mendorong penerapan teknologi keselamatan, seperti pembatas kecepatan berbasis sistem elektronik dan pemantauan armada bus secara real-time.
“Keselamatan tidak boleh bergantung pada kesadaran sopir semata, tetapi harus dikunci oleh sistem,” jelas Daniel, menekankan pentingnya pendekatan sistemik dalam menjamin keamanan transportasi publik.
Komisi V DPR RI, lanjut Daniel, akan memanggil pihak-pihak terkait untuk meminta penjelasan dan memastikan langkah korektif yang konkret. Ia mengingatkan bahwa keselamatan transportasi adalah hak dasar masyarakat. “Jangan tunggu korban bertambah baru kita berbenah. Negara wajib hadir memastikan setiap warga bisa bepergian dengan aman,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, mengonfirmasi bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 00.45 WIB. “Kecelakaan melibatkan bus Po. Cahaya Trans dari Jakarta, Jatiasih, tujuan Jogja, dengan nomor polisi B 7201 IV,” kata Budiono dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/12). Ia menambahkan, bus tersebut “Melaju dengan kecepatan tinggi menabrak pembatas jalan di tikungan jalur penghubung RAM 3, exit Tol Krapyak Semarang.” Dari total 34 orang di dalam bus, 16 penumpang meninggal dunia dan 18 lainnya berhasil selamat.






