Keuangan

Emiten Prajogo Pangestu, Petrosea (PTRO), Genjot Proyek Kapuas, Realisasi Overburden Tembus 7,2 Juta BCM

Emiten pertambangan milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO), menunjukkan kinerja operasional yang solid sepanjang 2025. Hingga akhir tahun, realisasi pengupasan dan pemindahan lapisan penutup (overburden) di proyek Kapuas, Kalimantan Tengah, telah melampaui 7,2 juta bank cubic meter (BCM).

Capaian impresif ini berasal dari proyek tambang batu bara di Kabupaten Kapuas yang telah berjalan sejak 13 Agustus 2024. Pekerjaan tersebut merupakan bagian dari kontrak jasa pertambangan antara Petrosea dengan PT Pasir Bara Prima, anak usaha PT Singaraja Putra Tbk.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Kontrak ini dirancang untuk berlangsung sepanjang usia tambang (life of mine) dengan estimasi nilai mencapai sekitar Rp 17,4 triliun. Ruang lingkup pekerjaan mencakup pengupasan dan pemindahan lapisan penutup dengan total estimasi 234,9 juta BCM, serta target produksi batu bara sekitar 26 juta ton selama periode kontrak.

Presiden Direktur Petrosea, Michael, menilai capaian lebih dari 7,2 juta BCM pada tahap awal proyek ini menunjukkan progres operasional yang solid. Kinerja tersebut sekaligus mencerminkan kapasitas eksekusi perseroan di lini jasa pertambangan.

“Pencapaian ini menunjukkan kapabilitas Petrosea dalam mengelola proyek jasa pertambangan yang terintegrasi dengan pengelolaan infrastruktur jalan tambang secara berkelanjutan,” ujar Michael dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (29/12/2025).

Strategi Pertumbuhan dan Sinergi Grup

Petrosea juga menegaskan komitmen untuk memperkuat sinergi di dalam grup, dengan fokus pada dukungan kinerja anak usaha pertambangan lain milik Singaraja Putra. Langkah ini sejalan dengan strategi pertumbuhan grup Petrindo yang tengah menyiapkan rencana akuisisi terhadap Singaraja Putra.

Setelah menjadi pemegang saham pengendali, Petrindo secara konsolidasi akan menguasai portofolio konsesi tambang batu bara dengan total cadangan sekitar 378 juta ton. Cadangan tersebut mencakup batu bara termal dan metalurgi, menempatkan Petrindo sebagai salah satu pemain besar tambang batu bara nasional.

“Ke depan, kami akan memastikan setiap langkah pengembangan, termasuk pengelolaan hauling road, dijalankan secara prudent dan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” paparnya.

Pengembangan Infrastruktur dan Rekam Jejak Petrosea

Seiring perkembangan tambang, perusahaan patungan PT Lintas Kelola Bersama juga telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan tambang. Entitas ini dimiliki 51 persen oleh Petrosea dan 49 persen oleh PT Pasir Bara Prima.

Lintas Kelola Bersama bertanggung jawab atas pengelolaan serta kepemilikan jalan tambang dan fasilitas pendukung. Jalan tambang tersebut memiliki total panjang sekitar 29,6 kilometer, terbagi dalam enam segmen, dengan seluruh pekerjaan konstruksi dikerjakan oleh Petrosea.

Integrasi jasa pertambangan dan pembangunan infrastruktur menjadi kekuatan utama model bisnis perseroan. Dengan rekam jejak lebih dari lima dekade, Petrosea beroperasi sebagai perusahaan multidisiplin, menyediakan layanan EPC, jasa pertambangan, EPCI migas lepas pantai, serta logistik. Aktivitas usaha perseroan menjangkau sektor pertambangan dan minyak gas di kawasan Asia Pasifik dan Oceania.

Mureks