Keuangan

IHSG Melonjak 1,25 Persen ke 8.644,25 pada Akhir 2025, Didorong Aliran Modal Asing

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa positif pada penutupan perdagangan Senin, 29 Desember 2025. Setelah libur Natal, IHSG melonjak 1,25 persen dan berhasil kembali ke posisi 8.644,25.

Data dari RTI menunjukkan, seluruh indeks saham acuan bergerak di zona hijau. Indeks saham LQ45 juga turut menguat 0,78 persen, mencapai level 852,04.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Pergerakan Pasar dan Nilai Transaksi

Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 8.652,18 dan level terendah 8.545,72. Sebanyak 464 saham berhasil menguat, sementara 213 saham melemah, dan 131 saham stagnan.

Total frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.757.373 kali, dengan volume perdagangan saham mencapai 41,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham pada hari tersebut mencapai Rp 22,8 triliun. Sementara itu, posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di kisaran 16.775.

Sektor Saham dan Pendorong Kenaikan

Mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, kecuali sektor teknologi yang turun 1,17 persen. Sektor saham consumer siklikal menjadi pemimpin kenaikan dengan melonjak 3,7 persen. Disusul oleh sektor infrastruktur yang menguat 3,33 persen, sektor energi bertambah 3,17 persen, dan sektor basic naik 3,11 persen.

Sektor transportasi mendaki 2,63 persen, sektor industri melesat 1,94 persen, dan sektor consumer nonsiklikal menanjak 0,47 persen. Sektor kesehatan menguat 0,17 persen, sektor keuangan bertambah 0,90 persen, dan sektor properti naik 0,84 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa aliran modal asing menjadi sinyal kuat bagi pelaku pasar. “capital inflow memberikan sinyal kuat bagi pelaku pasar dan investor asing kalau masih percaya terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang juga berimplikasi positif terhadap kepercayaan investor domestik,” ujarnya.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya melaporkan bahwa aliran modal asing (capital inflow) sebesar Rp 3,98 triliun masuk ke pasar keuangan domestik pada periode 22-23 Desember 2025. Angka ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap stabilitas dan ekspektasi perekonomian Indonesia.

Sentimen Global dan Prospek Suku Bunga The Fed

Dari kancah global, pelaku pasar masih mencermati potensi penurunan suku bunga acuan The Fed pada tahun 2026. Namun, terdapat perbedaan pandangan di antara para pejabat The Fed mengenai langkah selanjutnya, dengan mayoritas memperkirakan hanya satu penurunan tambahan.

Kutipan dari Antara menyebutkan, “Dari mancanegara, pelaku pasar masih memperhitungkan penurunan suku bunga acuan The Fed pada 2026, meskipun para pejabat The Fed terpecah pendapat mengenai langkah selanjutnya, dengan mayoritas memperkirakan hanya satu penurunan tambahan.”

Perhatian juga tertuju pada pengumuman Ketua The Fed yang baru. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan akan mengumumkan pengganti Jerome Powell pada awal 2026, sebuah keputusan yang kemungkinan akan memengaruhi prospek penurunan suku bunga global.

Di kawasan Asia, Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa fokus tahun 2026 adalah penguatan pasar domestik. Hal ini akan dicapai melalui peningkatan permintaan konsumen dan investasi yang ditargetkan pada layanan publik, menyusul konferensi kerja fiskal nasional selama dua hari.

Saham-Saham Unggulan dan Pergerakan Signifikan

Beberapa saham mencatatkan pergerakan signifikan pada perdagangan Senin (29/12/2025):

  • Saham PSAB ditutup menguat 2,7 persen ke posisi Rp 570 per saham, setelah dibuka naik lima poin ke Rp 560. Saham ini bergerak di rentang tertinggi Rp 580 dan terendah Rp 560, dengan frekuensi 5.819 kali, volume 604.041 saham, dan nilai transaksi Rp 34,4 miliar.
  • Saham EXCL menguat 2,13 persen ke posisi Rp 3.830 per saham. Dibuka stagnan di Rp 3.750, EXCL mencapai tertinggi Rp 3.900 dan terendah Rp 3.710. Total frekuensi 5.477 kali, volume 149.974 saham, dan nilai transaksi Rp 57,3 miliar.
  • Saham PTPP ditutup menguat 6,06 persen ke posisi Rp 420 per saham. Dibuka stagnan di Rp 396, PTPP bergerak antara Rp 442 (tertinggi) dan Rp 386 (terendah). Frekuensi perdagangan 12.792 kali, volume 1.779.644 saham, dan nilai transaksi Rp 74,6 miliar.
  • Sementara itu, saham ITMG merosot 0,11 persen ke posisi Rp 21.975 per saham. Dibuka turun dari Rp 22.000, ITMG bergerak di rentang tertinggi Rp 22.000 dan terendah Rp 21.650. Frekuensi 1.857 kali, volume 9.440 saham, dan nilai transaksi Rp 20,6 miliar.

Daftar Saham Top Gainers, Top Losers, dan Teraktif

Berikut adalah daftar saham yang mencatatkan pergerakan paling signifikan:

Top Gainers:

  • BACA melonjak 34,75%
  • OPMS melonjak 30%
  • AHAP melonjak 27,96%
  • TRIN melonjak 25%
  • LRNA melonjak 24,64%

Top Losers:

  • MRAT merosot 14,81%
  • PUDP merosot 14,74%
  • UNIQ merosot 14,69%
  • ATAP merosot 14,62%
  • HOMI merosot 14,47%

Saham Teraktif Berdasarkan Frekuensi:

  • BUMI tercatat 198.377 kali
  • DEWA tercatat 196.308 kali
  • BULL tercatat 97.325 kali
  • INET tercatat 83.801 kali
  • SUPA tercatat 66.474 kali

Saham Teraktif Berdasarkan Nilai:

  • DEWA senilai Rp 2,2 triliun
  • BUMI senilai Rp 2 triliun
  • ANTM senilai Rp 948,4 miliar
  • BBRI senilai Rp 899,5 miliar
  • BBCA senilai Rp 626,7 miliar

Bursa Saham Asia Pasifik

Pergerakan bursa saham regional Asia pada Senin sore menunjukkan hasil yang bervariasi:

  • Indeks Nikkei melemah 302,69 poin atau 0,60% ke posisi 50.447,69.
  • Indeks Hang Seng susut 183,69 poin atau 0,71% ke posisi 25.635,23.
  • Indeks Shanghai bertambah 1,6 poin atau 0,04% ke posisi 3.965,28.
  • Indeks Strait Times merosot 2,5 poin ke posisi 4.633,64.
Mureks