Keuangan

Zulkifli Hasan: Cadangan Beras Pemerintah Naik Jadi 4 Juta Ton, Jagung Tembus 1 Juta Ton pada 2026

Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan pada stok cadangan beras dan jagung mulai tahun 2026. Cadangan beras pemerintah (CBP) akan dinaikkan menjadi 4 juta ton, dari target 3 juta ton pada 2025. Sementara itu, cadangan jagung pemerintah juga akan melonjak menjadi 1 juta ton, dari sebelumnya 300.000 ton.

Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan usai rapat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2025). Rapat tersebut turut dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional Sarwo Edy, hingga Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Zulkifli Hasan menegaskan bahwa peningkatan cadangan ini merupakan langkah strategis. “Tadi kami putuskan, cadangan beras pemerintah dari 3 juta ton kita naikkan menjadi 4 juta ton,” ujarnya dalam konferensi pers.

Ia menambahkan, “Jagung, perlu juga itu, kemarin kita cadangkan 300.000 ton ya. Nah ini kita naikkan jadi 1 juta (ton).”

Peningkatan stok cadangan beras bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), pemberian bantuan pangan, hingga kebutuhan program lainnya. Sementara itu, peningkatan cadangan jagung juga dinilai krusial mengingat kebutuhan pakan ternak diperkirakan akan meningkat seiring bertambahnya kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani.

Peningkatan kebutuhan protein hewani ini tidak lepas dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Jadi kalau telur perlu banyak, ayam perlu banyak, maka perlu pakan (jagung) yang banyak,” ucap Zulhas.

Selain komoditas beras dan jagung, pemerintah juga akan mempermudah impor sapi hidup. Kebijakan ini diambil guna menjaga ketersediaan daging di pasar dan sekaligus mendukung pengembangan peternakan dalam negeri.

“Untuk daging itu ada dua pilihan. Kalau mau pemberdayaan, maka kita bebaskan impor sapinya agar punya nilai tambah. Jadi kalau sapi hidup, dipiara, ada pengemukan, tanam rumput ada yang beli, itu udah punya nilai tambah. Itu kita bebas, permudah,” jelas Zulkifli Hasan.

Adapun cadangan beras dan jagung milik pemerintah ini akan dikelola serta disimpan oleh Perum Bulog. Kedua komoditas tersebut biasanya disalurkan untuk keperluan stabilisasi pasokan dan harga pangan, bantuan pangan, serta penanganan kondisi darurat.

Mureks