Internasional

Efek Purbaya dan Gejolak Global Bentuk Arah Pasar Keuangan Indonesia Sepanjang 2025

Ekonomi dan pasar keuangan Indonesia sepanjang tahun 2025 diwarnai oleh berbagai sentimen, baik dari kancah global maupun dinamika domestik. Faktor-faktor ini secara signifikan membentuk arah perekonomian nasional, dengan kebijakan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi salah satu sorotan utama.

Sentimen Global dan Domestik Pembentuk Ekonomi 2025

Dari ranah global, pasar keuangan Indonesia menghadapi tekanan dari perang dagang yang kembali memanas di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta konflik Rusia versus Ukraina turut menciptakan ketidakpastian. Suku bunga yang masih tinggi di berbagai negara maju dan pelemahan ekonomi dunia secara keseluruhan juga menjadi sentimen negatif yang terus dicermati.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Di sisi domestik, tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto diwarnai oleh sejumlah kebijakan dan peristiwa penting. Pemangkasan anggaran menjadi salah satu langkah awal yang diambil, bersamaan dengan anjloknya daya beli masyarakat. Situasi ini diperparah oleh unjuk rasa yang berujung kericuhan pada bulan Agustus, serta bencana banjir bandang di beberapa wilayah.

Kebijakan yang diterapkan oleh Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, juga memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dan pasar keuangan Republik Indonesia sepanjang 2025. “Efek Purbaya” ini menjadi salah satu elemen kunci dalam analisis pergerakan pasar.

Prospek dan Tantangan Menuju 2026

Menjelang pergantian tahun, editorial CNBC Indonesia mengulas secara mendalam berbagai isu dan sentimen besar yang terjadi sepanjang 2025. Ulasan ini juga membahas prospek serta tantangan yang akan dihadapi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia di tahun 2026.

Analisis komprehensif tersebut disajikan dalam program Closing Bell CNBC Indonesia pada Senin, 29 Desember 2025. Diskusi dipandu oleh Shafinaz Nachiar bersama Managing Editor CNBC Indonesia, Maikel Jefriando, dan Ayyih Achmad.

Mureks