Aksi unjuk rasa buruh di kawasan Patung Kuda hingga selatan Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (29/12/2025) kemarin, terpantau tidak seramai perkiraan awal. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menjelaskan bahwa jumlah massa yang sedikit merupakan langkah awal untuk membuka ruang negosiasi dengan pemerintah.
“Jumlah buruh yang demo hari ini memang sedikit, kami sengaja, untuk menunggu respons pemerintah agar terjadi negosiasi terhadap yang dituntut oleh kaum buruh,” kata Said Iqbal dalam konferensi pers sebelum aksi demo dimulai, Senin (29/12/2025).
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Alasan Jumlah Massa yang Lebih Sedikit
Secara terpisah, Ketua KSPI DKI Jakarta, Winarso, menyebutkan bahwa jumlah massa buruh yang turun ke jalan kemarin mencapai sekitar 500 orang, lebih rendah dari target awal 1.000 orang. Menurut Winarso, selain karena banyak buruh yang sedang mengambil cuti liburan dan merayakan Natal, jumlah massa yang sedikit juga merupakan upaya untuk membuka dialog dengan pemerintah terkait penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026.
“Memang jumlahnya sedikit dibanding biasanya, apalagi mengingat banyak rekan-rekan kita saat ini banyak yang sedang cuti bersama, liburan, dan hari raya Natal. Tapi alasan lain ya untuk tahap awal untuk membuka ruang dialog buruh kepada pemerintah soal penetapan UMP 2026,” jelas Winarso.
Ancaman Aksi Lebih Besar dan Mogok Nasional
Meski demikian, Said Iqbal menegaskan bahwa aksi kemarin hanyalah permulaan. Jika ruang negosiasi tidak terwujud dan tuntutan buruh tidak dipenuhi, pihaknya mengancam akan menggelar aksi demo yang lebih besar, bahkan berpotensi melakukan mogok nasional.
“Hari ini baru aksi awal, nanti setelah tahun baru, kita lanjut aksi lagi, jika tuntutan kita tidak dipenuhi. Intinya, sampai gubernur memutuskan UMP 2026 Jakarta sebesar Rp 5,89 juta,” tegas Said Iqbal.
Mengantisipasi aksi lanjutan, Said Iqbal menjelaskan bahwa hari ini, Selasa (30/12/2025), akan digelar aksi dengan jumlah massa yang jauh lebih besar. Diperkirakan 10.000 buruh, yang berpotensi mencapai 20.000 orang, akan datang ke Jakarta menggunakan sepeda motor dari berbagai daerah di Jawa Barat.
“Rencana kami besok aksi lagi. Akan ada 10.000 motor, bisa juga berjumlah 20.000 orang akan hadir,” ucap Said Iqbal, merujuk pada aksi yang akan berlangsung hari ini.
Buruh pemotor tersebut akan berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Barat, meliputi Bekasi, Karawang, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Bandung Raya, hingga Cirebon.
“Sementara ini catatannya 10.000 motor, dari mulai Cirebon, Cianjur, Bandung Raya, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Sukabumi, akan masuk ke Jakarta besok,” terang Said Iqbal.
Dua Tuntutan Utama Buruh
Dalam rangkaian aksi yang direncanakan selama dua hari (29-30 Desember 2025) ini, buruh mengajukan dua tuntutan utama:
-
Penolakan UMP 2026 dan Desakan UMSP Jakarta 2026
Buruh menolak besaran UMP 2026 yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung karena dinilai di bawah nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Mereka mendesak agar Gubernur segera menetapkan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) Jakarta 2026 sekurang-kurangnya 5% di atas KHL.
“Kami menolak UMP 2026 yang tidak sesuai kebutuhan hidup layak (KHL) dan mendesak kepada Gubernur Jakarta Pramono untuk menetapkan UMSP Jakarta 2026 sekurang-kurangnya 5% di atas KHL,” ungkap Said Iqbal.
-
Pengembalian UMSK 2026 di Jawa Barat
Buruh juga meminta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengembalikan nilai Upah Minimum Sektoral Kabupaten Kota (UMSK) 2026 di 19 wilayah yang sebelumnya telah dihilangkan, dikurangi, atau dihapus oleh surat keputusan gubernur yang baru.
“Kami juga meminta tanpa syarat kepada Gubernur Jawa Barat untuk mengembalikan nilai UMSK 2026 di 19 wilayah di Jawa Barat, yang sudah dihilangkan, dikurangi, dan dihapus oleh SK Gubernur,” tutur Said Iqbal.






