Berita

DPR Soroti Kasus Siswi Bunuh Ibu Terinspirasi Game: Pengawasan Konten Digital Mendesak Diperketat

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menyoroti kasus tragis seorang siswi sekolah dasar (SD) berinisinisial AI (12) di Kota Medan, Sumatera Utara, yang diduga membunuh ibu kandungnya. Kasus ini, yang disebut terinspirasi dari game online dan serial anime, menjadi peringatan keras bagi pengawasan konsumsi digital pada anak.

“Kasus seorang anak sekolah dasar yang diduga melakukan tindakan keji terhadap ibunya merupakan peringatan keras bagi kita semua bahwa pengaruh konten digital perlu mendapat perhatian serius,” kata Dave kepada wartawan pada Rabu, 31 Desember 2025.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Menurut Dave, konten hiburan seperti game online dan anime pada dasarnya tidak bermasalah. Namun, ia menekankan, “ketika dikonsumsi tanpa pendampingan, anak-anak yang masih berada dalam tahap perkembangan psikologi dan emosional bisa salah menafsirkan atau meniru perilaku yang mereka lihat.”

Ia menjelaskan, usia sekolah dasar merupakan fase krusial di mana kontrol emosi dan kemampuan membedakan realitas dengan fantasi belum sepenuhnya matang. Kondisi ini membuat anak-anak lebih rentan meniru perilaku agresif yang mereka saksikan di ruang digital.

DPR Dorong Literasi Digital dan Pengawasan Platform

Menyikapi hal tersebut, Komisi I DPR RI mendesak penguatan literasi digital sejak dini. “Dalam konteks ini, Komisi I DPR RI menekankan pentingnya penguatan literasi digital sejak dini agar generasi muda mampu memahami batas antara hiburan dan kenyataan,” ujar Dave.

Ia menambahkan, pendidikan di sekolah juga harus membekali siswa dengan pemahaman jelas mengenai cara berinteraksi dengan dunia digital, termasuk aspek kesehatan mental dan regulasi emosi.

Dave Laksono juga mendorong peran aktif keluarga dan lingkungan dalam membatasi durasi bermain game pada anak. Ia menegaskan, “Pendampingan yang konsisten dapat mencegah anak mengalami overstimulasi visual yang berpotensi memicu stres psikologis, perilaku agresif, atau gangguan perilaku.”

Selain itu, ia menekankan pentingnya penguatan regulasi dan pengawasan terhadap platform digital. “Di sisi lain, regulasi dan pengawasan terhadap platform digital harus diperkuat. Penyedia game maupun konten daring wajib memiliki mekanisme penyaringan yang lebih ketat, khususnya bagi anak-anak,” imbuhnya.

Motif Pembunuhan Terungkap: Terobsesi Game dan Anime

Sebelumnya, motif di balik tindakan keji AI (12) terungkap oleh pihak kepolisian. Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan bahwa AI diduga terobsesi dari game online dan serial anime.

“Bagaimana obsesi si korban dalam hal melakukan tindak pidananya? Adik (AI) melihat game Murder Mystery pada season Kills Others menggunakan pisau. Makanya korban pada saat itu menggunakan pisau di dalam melakukan tindak pidananya,” kata Kombes Jean Calvijn Simanjuntak saat konferensi pers pada Senin, 29 Desember 2025.

Ia menambahkan, AI juga menonton serial anime. “(AI) menonton serial anime DC pada saat adegan pembunuhan menggunakan pisau,” jelasnya.

Mureks