Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti serius insiden tenggelamnya dua kapal di Labuan Bajo menjelang akhir tahun 2025. Ia mendesak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta pemerintah daerah setempat untuk lebih proaktif dalam menginformasikan kondisi cuaca ekstrem kepada para wisatawan.
Saleh menekankan bahwa meskipun Labuan Bajo dikenal sebagai destinasi wisata yang indah, kewaspadaan tinggi diperlukan, terutama pada musim-musim tertentu dengan cuaca yang tidak menentu. “Terkhusus di daerah Labuan Bajo, itu adalah suatu tempat yang betul-betul sangat indah, baik, tetapi pada waktu-waktu tertentu tempat tersebut juga perlu diwaspadai. Sehingga dengan demikian, pada musim saat ini kelihatannya Labuan Bajo penting menjadi perhatian terutama kalau hendak melakukan wisata di daerah tersebut,” kata Saleh kepada wartawan pada Selasa (30/12/2025).
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Peran Aktif Pemerintah Daerah dan Lembaga Terkait
Anggota DPR dari Fraksi PAN ini menegaskan bahwa pengawasan destinasi wisata tidak bisa hanya dibebankan kepada Kementerian Pariwisata. Ia menyebut keterbatasan anggaran, personel, dan banyaknya pekerjaan kementerian memerlukan partisipasi dari berbagai pihak.
“Berkenaan dengan itu, maka tentu Kementerian Pariwisata tidak sendiri di dalam melakukan pengawasan terhadap seluruh destinasi wisata yang ada di Indonesia. Karena selain anggaran yang terbatas, jumlah personel dan pegawainya juga sangat terbatas dan tentu juga pekerjaan dari Kementerian Pariwisata ini juga sangat banyak,” ujar Saleh.
Oleh karena itu, Saleh meminta pemerintah daerah setempat untuk berperan aktif. Menurutnya, Pemda memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi lapangan dan pengalaman yang dapat menjadi dasar rekomendasi bagi wisatawan.
“Oleh karena itu, tentu semua pihak diminta untuk ikut berpartisipasi. Salah satu yang paling penting untuk diminta berpartisipasi itu adalah pemerintah daerah setempat. Mengapa penting? Karena pemerintah daerah itu mengerti betul terkait dengan situasi dan kondisi berdasarkan pengalaman yang selama ini sudah terjadi di sana sehingga mereka bisa memberikan rekomendasi terkait dengan rencana kunjungan seseorang atau sekelompok orang ke tempat-tempat tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, Saleh juga berharap Otoritas Labuan Bajo dapat mengoptimalkan pengawasan dan operasionalisasi tempat wisata. Ia juga mendorong masyarakat Labuan Bajo untuk turut serta memberikan informasi terkini kepada wisatawan, termasuk melalui media sosial.
“Tentu kita berharap bahwa masyarakat setempat di wilayah Labuan Bajo itu bisa memberikan perkembangan terkait dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini di sana. Terutama jika ada media-media sosial yang dimiliki oleh masyarakat itu bisa dijadikan sebagai wahana untuk mempublikasikan apa namanya hal-hal yang dianggap penting untuk disampaikan kepada publik,” imbuh Saleh.
Dua Insiden Kapal Karam dalam Sepekan
Pernyataan Saleh Daulay ini menyusul dua insiden kapal tenggelam yang terjadi dalam waktu berdekatan di Labuan Bajo. Insiden pertama melibatkan kapal pinisi KM Putri Sakinah yang karam di Selat Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (26/12/2025).
Kapal wisata tersebut diketahui membawa 11 orang, termasuk pelatih Tim B Wanita Valencia CF beserta keluarganya. Empat wisatawan asing asal Spanyol dilaporkan hilang dalam insiden ini.
Berselang tiga hari, pada Senin (29/12/2025), insiden serupa kembali terjadi. Kapal pinisi Dewi Anjani tenggelam di perairan Dermaga Pink, tidak jauh dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto menjelaskan penyebab tenggelamnya kapal Dewi Anjani.
“Info sementara tidak pompa air got. Semua ABK (anak buah kapal) ketiduran,” kata Stephanus Risdiyanto, dilansir detikBali, Senin (29/12/2025).
Serangkaian insiden ini menjadi pengingat pentingnya koordinasi dan informasi yang akurat demi keselamatan wisatawan di destinasi populer seperti Labuan Bajo.






