Kayong Utara, Kalimantan Barat – Bripka Erwin, seorang Bhabinkamtibmas yang bertugas di Pulau Maya dan Kepulauan Karimata, Kayong Utara, Kalimantan Barat, sejak 2015, telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memberdayakan ekonomi masyarakat melalui program budidaya laut. Inisiatifnya ini bahkan diusulkan oleh Biro SDM Polda Kalbar untuk program Hoegeng Corner 2025.
Selama masa baktinya, Bripka Erwin telah meluncurkan berbagai terobosan inovatif yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan warga. Berdasarkan keterangan dari Polda Kalbar, Bripka Erwin yang mulai bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Kamboja, Polsek Pulau Maya Karimata, Polres Kayong Utara, telah menciptakan sejumlah program unggulan. Inovasi tersebut meliputi pembuatan kandang kambing terintegrasi dengan pertanian, pengembangan mesin pengupas kelapa, percontohan perkebunan ubi gajah sebagai bahan baku tapioka, serta pembuatan pakan ternak untuk ayam dan ikan dari sisa hasil tangkapan nelayan.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Inovasi dan Pendampingan Warga
Tak hanya itu, Bripka Erwin juga merintis percontohan perkebunan pinang unggul, serta membangun keramba budidaya rumput laut dan ikan kerapu. Upayanya ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap potensi lokal dan keinginan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pesisir.
Dalam sebuah wawancara, Bripka Erwin menjelaskan bahwa wilayah tugasnya di Polsek Pulau Maya Karimata mencakup dua kecamatan, yaitu Pulau Maya dan Kepulauan Karimata, dengan total 83 pulau, di mana 11 di antaranya berpenghuni. Ia sendiri mendampingi tiga desa di Kecamatan Kepulauan Karimata sejak tahun 2021.
Perjalanan menuju Kepulauan Karimata terbilang menantang. Jarak tempuh dari Polsek Kayong Utara bisa memakan waktu 4 hingga 5 jam menggunakan kapal, bahkan hingga 7-8 jam untuk mencapai pulau terjauh melalui jalur laut lepas.
Potensi Perikanan dan Dukungan Nelayan
Menyadari potensi besar sektor perikanan di Karimata, Bripka Erwin memfokuskan programnya pada budidaya ikan kerapu dan lobster. Ia berinisiatif membuat keramba dan alat tangkap ramah lingkungan, yang terbukti berhasil menangkap komoditas ekspor bernilai tinggi.
“Jadi saya coba pertama itu budidaya ikan kerapu, lobster, saya dampingi. Saya coba inisiasi sendiri, coba buat keramba dan kita buat alat tangkap ramah lingkungan. Jadi saya coba, nggak tahunya berhasil penangkapan ikannya dengan cara bubu dan ikan yang kita tangkap juga komoditinya komoditi ekspor, ikan kerapu. Macam-macam jenis kerapu,” ujar Bripka Erwin.
Lebih lanjut, Bripka Erwin juga aktif membantu para nelayan dalam pemenuhan kebutuhan alat tangkap dan kapal. Ia memfasilitasi kerja sama dengan perbankan, di mana ia bertindak sebagai penanggung jawab, sehingga delapan nelayan berhasil memiliki kapal sendiri untuk melaut.
Program pemberdayaan ini juga mencakup upaya agar nelayan tidak lagi terikat sistem tengkulak atau bos. Bripka Erwin mendorong agar harga jual hasil tangkapan nelayan menjadi lebih baik. “Sistemnya kita permudah dan tidak terkunci lagi (tauke),” jelasnya.
Budidaya Rumput Laut dan Tantangan Cuaca
Selain budidaya ikan, Bripka Erwin juga mengembangkan program budidaya rumput laut. Program ini sempat menghadapi kendala akibat cuaca ekstrem. “Waktu itu sudah lumayan banyak sudah sampai puluhan ton juga. Kita kembangkan rumput lautnya kita buat kelompok-kelompok masyarakat. Saya sudah siapkan juga pemasarannya. Pada saat itu masuk musim penghujan, itu pulau sangat rentan. Ketika hari hujan lebat, intensitas tinggi hujannya banjir di hulu sungai kapuas itu, itu air bahnya nyampe ke Pulau Pelapis itu,” tutur Bripka Erwin.
Meskipun demikian, budidaya rumput laut yang terdampak cuaca tidak memengaruhi program budidaya ikan dan lobster yang telah teruji coba. “Jadi rumput laut ini pada mati, tapi tidak terpengaruh pada ikan, lobster, yang sudah kita uji coba itu tidak berpengaruh,” sambungnya.
Akses BBM Bersubsidi dan Fasilitas Penyimpanan
Bripka Erwin juga mengupayakan agar warga Karimata dapat memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ia menyatakan kesiapannya berkolaborasi dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan nelayan di sana. “Penilaian kami di Kepulauan Karimata sampai saat ini belum pernah juga mendapatkan BBM bersubsidi dari dulu sampai sekarang, belum pernah merasakan BBM yang bersubsidi,” ungkapnya.
Untuk mendukung aktivitas nelayan, Bripka Erwin membangun freshmart yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sekaligus penjualan hasil tangkapan. Fasilitas ini menyediakan produksi es batu secara cepat menggunakan alat modern, guna memudahkan nelayan mengawetkan ikan tanpa harus mencari es terlalu jauh.
Dampak Ekonomi dan Pendanaan Mandiri
Prinsip utama Bripka Erwin adalah memastikan hasil ekonomi dari pengelolaan sumber daya alam Karimata benar-benar kembali kepada masyarakat setempat, mengingat selama ini sebagian besar keuntungan mengalir ke daerah lain. “Hampir rata-rata 80 sampai 90 persen ke daerah lain bukan daerah sendiri,” keluhnya.
Program budidaya laut yang digagas Bripka Erwin telah memberikan dampak positif signifikan, termasuk peningkatan nilai ekonomis hasil budidaya dan pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Menariknya, biaya bantuan untuk program-program ini sebagian besar berasal dari kantong pribadi Bripka Erwin, yang juga didukung oleh kolaborasi dengan rekan-rekan yang memiliki komitmen serupa.
“Jadi kita kolaborasi untuk pendanaannya dan pengembangan lain-lain,” imbuh Bripka Erwin.






