LA PAZ – Ribuan penambang dan pekerja di Bolivia terlibat bentrok sengit dengan aparat kepolisian di La Paz pada Selasa (24/12) waktu setempat. Kerusuhan ini dipicu oleh keputusan pemerintah mencabut subsidi bahan bakar, yang menyebabkan lonjakan harga solar dan bensin secara signifikan.
Kenaikan harga BBM tersebut langsung berdampak pada melonjaknya tarif transportasi dan harga kebutuhan pokok, memicu kemarahan publik yang telah dimobilisasi serikat pekerja utama Bolivia.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Ratusan demonstran berusaha menerobos Plaza Murillo, area terlarang yang menjadi lokasi istana presiden dan Kongres. Aparat keamanan merespons dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang terus mendesak masuk ke pusat pemerintahan.
Para pengunjuk rasa, yang telah berunjuk rasa selama dua hari berturut-turut, melemparkan petasan dan meledakkan dinamit saat bergerak maju melalui kota. Aksi ini menambah kekacauan di jalan-jalan yang sebelumnya sudah diblokir oleh kelompok-kelompok saingan.
Bentrok tersebut menciptakan situasi tegang di sejumlah titik kota, dengan asap gas air mata menyelimuti area sekitar pusat pemerintahan. Aktivitas warga dan lalu lintas terganggu akibat penutupan jalan oleh aparat keamanan.
Pihak berwenang melaporkan sedikitnya dua orang ditangkap dan empat polisi mengalami luka-luka dalam kerusuhan tersebut. Hingga malam hari, aparat masih bersiaga penuh untuk mencegah massa mendekati kawasan Plaza Murillo.
Kerusuhan terjadi meski pemerintah telah mengundang para pemimpin Central Obrera Boliviana (COB), serikat pekerja utama, untuk membuka dialog. Setelah berkonsultasi dengan afiliasi regional, sekretaris eksekutif serikat pekerja menyatakan kesediaan menghadiri pembicaraan.
Namun, mereka menegaskan bahwa demonstrasi di sekitar pusat pemerintahan akan terus berlanjut sampai tuntutan mereka dipenuhi.






