Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Senin (29/12). Kunjungan ini merupakan bagian dari rapat koordinasi lintas sektor untuk memastikan kelancaran dan keselamatan layanan penyeberangan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Sejumlah pimpinan dan pemangku kepentingan terkait turut hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka antara lain Direktur Teknik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Nana Sutisna, General Manager ASDP Cabang Ketapang Ardhi Ekapaty, Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Zainul Bahar, Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Kakasar Surabaya Nanang Sigit, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto, serta Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Unsur TNI/Polri dan instansi teknis lainnya juga turut serta.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Dalam peninjauannya, Mohammad Syafii menilai operasional layanan penyeberangan di lintasan Ketapang–Gilimanuk berjalan baik dan terencana. “Kami melihat tidak ada persoalan berarti dalam operasional penyeberangan selama Nataru. Namun demikian, penyamaan persepsi dan kolaborasi lintas sektor tetap menjadi kunci, dengan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Penilaian tersebut selaras dengan prinsip layanan yang dipegang teguh oleh ASDP. Direktur Teknik ASDP Nana Sutisna menekankan bahwa layanan penyeberangan yang optimal membutuhkan komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan. “Keikhlasan dalam melayani, semangat kolaboratif, pengambilan keputusan berbasis data, koordinasi dan komunikasi yang solid, inovasi berkelanjutan, hingga perilaku positif di setiap lini pelayanan menjadi fondasi utama kami,” jelas Nana.
Puncak arus jelang malam Tahun Baru diprediksi terjadi pada Senin (29/12) dan Selasa (30/12). Untuk mengantisipasi kepadatan, ASDP menyiagakan 55 kapal dan 17 dermaga di lintasan Ketapang–Gilimanuk. Pola operasi diterapkan secara dinamis, dengan 28 kapal beroperasi pada kondisi normal dan dapat ditingkatkan hingga 34 kapal saat kepadatan tinggi. Metode Tiba Bongkar Berangkat (TBB) juga diterapkan untuk mempercepat perputaran kapal dan meminimalkan waktu tunggu.
Selain itu, ASDP juga aktif berkontribusi dalam mitigasi risiko cuaca ekstrem. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti pentingnya kewaspadaan jangka panjang terhadap potensi hidrometeorologi. “Berdasarkan data BMKG Juanda, intensitas hujan diperkirakan meningkat hingga tiga kali lipat pada Januari. Karena itu, koordinasi seperti ini sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan bersama,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipatif, ASDP menerapkan delaying system dengan menyiapkan buffer zone di sejumlah titik strategis. Area tersebut meliputi kawasan Grand Watudodol dan Terminal Sritanjung di Pelabuhan Ketapang, serta wilayah Cekik dan Terminal Bus di Pelabuhan Gilimanuk. Langkah ini bertujuan menjaga kelancaran arus kendaraan menuju pelabuhan.
Data Posko Ketapang mencatat, pada H+3 Nataru (periode 28 Desember pukul 00.00–23.59 WIB), terdapat 219 trip penyeberangan dari Jawa menuju Bali. Jumlah penumpang mencapai 28.489 orang, naik 2,4 persen dibandingkan tahun lalu. Total kendaraan yang menyeberang mencapai 7.533 unit atau meningkat 14,2 persen, terdiri dari 2.167 sepeda motor, 3.094 kendaraan roda empat, 1.945 truk, dan 327 bus.
Secara kumulatif, sejak H-10 hingga H+3, total penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang mencapai 322.084 orang, dengan total kendaraan 89.328 unit. Melalui kesiapan armada, infrastruktur, dan sinergi lintas sektor, ASDP menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan layanan penyeberangan yang andal, aman, dan nyaman, demi pengalaman perjalanan Nataru yang optimal bagi masyarakat.






