Tren

Melintasi 8 Kota Eropa dalam 11 Hari: Kisah Tung Yon Heong Berburu 9 Konser Musisi Favorit

“Ha… apa? Tempat ini tidak ber-AC?” respons spontan Tung Yon Heong saat petugas venue di O2 Academy Brixton, Inggris, dengan santai memberitahu bahwa gedung konser legendaris tersebut tidak dilengkapi pendingin udara. Padahal, gedung ini pernah menjadi saksi penampilan terakhir The Smiths.

Mendekati akhir Juni 2025, musim panas Eropa membuat gedung itu pengap dan panas tanpa ventilasi memadai. Tung Yon Heong, yang sudah menantikan penampilan band indie favoritnya dari era 2000-an, LCD Soundsystem, akhirnya memutuskan keluar gedung setelah lagu keempat, “New York, I Love You But You Are Bringing Me Down”, selesai dimainkan.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Keputusan itu diambil bukan tanpa alasan. Ia sadar betul harus beristirahat karena keesokan harinya akan melanjutkan perjalanan ke Manchester untuk menonton legenda Britpop, Pulp, yang menjadi konser keenamnya dalam enam hari terakhir. Ini adalah bagian dari kisah ambisiusnya menonton 9 konser di 8 kota Eropa berbeda dalam 11 hari.

Ambisi di Balik Perjalanan

Tujuan Tung Yon Heong sebenarnya sederhana: ia ingin menonton sebanyak mungkin konser musisi favoritnya, selama jangka waktu liburan dan anggarannya memungkinkan. Alhasil, dalam rentang dua pekan, ia berkeliling ke berbagai kota di Italia, Jerman, Inggris, dan Republik Ceko.

Liburan ambisius ini direncanakan selama enam bulan. Awalnya, targetnya hanya dua konser: tur “Land of Hope and Dreams” dari Bruce Springsteen dan festival Forever Now di Inggris, yang menampilkan nama-nama besar dari skena indie dan post-punk era 80-an, seperti The Jesus and Mary Chain, The Damned, Johnny Marr, dan lainnya.

Namun, semakin dekat dengan waktu keberangkatan, semakin banyak musisi mengumumkan jadwal tur musim panas mereka di Eropa. Tung Yon Heong pun tergiur untuk menyelipkan lebih banyak konser ke dalam itinerarinya. Musim panas memang dikenal sebagai puncak musim konser di Eropa, di mana musisi papan atas kerap tampil di kota yang sama pada malam yang sama. Festival musik besar seperti Glastonbury di Inggris dan Wacken Open Air di Jerman juga digelar pada periode ini. Seperti banyak penikmat konser lain, ia pun terseret ke dalam hiruk-pikuk berburu tiket.

Tantangan Berburu Tiket Online

Memburu tiket konser di Eropa ternyata cukup membuat frustrasi. Sebagai contoh, saat membeli tiket di TicketOne di Italia, aplikasi tersebut tidak menyediakan opsi untuk mengganti bahasa dari Italia ke bahasa lain. Pilihan yang ada hanyalah membuka situs web untuk memesan tiket dalam bahasa Inggris, atau terus-terusan melakukan screenshot setiap halaman pemesanan lalu meminta Google Translate menerjemahkannya. Tung Yon Heong memilih opsi kedua agar tiketnya tersimpan langsung di aplikasi.

Bahkan ketika proses pemesanan sudah berbahasa Inggris, kerumitan kadang tetap terasa. Setelah membeli tiket konser Pulp lewat Ticketmaster untuk penampilan mereka di Co-op Live, Manchester, ia masih harus mengunduh aplikasi venue tersebut untuk bisa mengakses tiket. Pengalamannya sangat buruk, ia termasuk dari ribuan orang yang sulit mencetak tiket digital yang sudah dibeli, sampai beberapa minggu menjelang konser. “Bayangkan harus bepergian ribuan kilometer dengan ketidakpastian seperti itu,” ujarnya.

Meski demikian, peluang tertipu atau harus membayar tiket dengan harga selangit dari calo tiket cenderung lebih kecil di Eropa. Distributor tiket resmi seperti Ticketmaster, TicketOne, dan Eventim memungkinkan pemilik tiket untuk langsung menjualnya kembali kepada orang lain melalui platform mereka, atau kanal resale resmi. Dalam beberapa kasus, penyelenggara acara juga membatasi harga tiket resale agar calon pembeli tetap mendapatkan harga yang wajar untuk mencegah praktik calo.

Namun, hal ini bukan berarti segalanya berjalan mulus. Tung Yon Heong sempat terancam tak bisa menjual kembali tiket yang sudah dibeli namun tak jadi ditonton di platform resale Jerman. Aplikasi itu tidak memperbolehkan resale secara digital, dan hanya memperbolehkannya dengan pengiriman fisik melalui UPS.

Selain itu, ketika kehabisan tiket, jangan lantas putus asa. Ia berhasil membeli tiket terakhir konser Nine Inch Nails di Milan setelah bertanya di grup penggemar band itu di Italia melalui Telegram. Ternyata, ada batch tiket baru yang akan dibuka menjelang konser. Sebagai tips singkat, kecuali mengejar konser Taylor Swift, tak masalah menunggu sampai mendekati hari H untuk membeli tiket resale. Semakin dekat ke tanggal konser, akan ada penggemar yang mendadak batal datang dan menjual tiketnya, sehingga harga tiket bisa jatuh di bawah harga pasar.

Daftar 9 Konser dalam 11 Hari di Eropa

Dalam periode 16 hingga 26 Juni 2025, Tung Yon Heong menonton konser-konser berikut:

  • Duran Duran di Roma, Italia
  • Deftones di Milan, Italia
  • Bruce Springsteen di Frankfurt, Jerman
  • Wilco di Dachau, Jerman
  • LCD Soundsystem di Brixton, Inggris
  • Pulp di Manchester, Inggris
  • The Psychedelic Furs, Johnny Marr, Billy Idol, The Damned, The Jesus and Mary Chain, dan Kraftwerk di Festival Forever Now, Milton Keynes, Inggris
  • Nine Inch Nails di Milan, Italia
  • AC/DC di Praha, Republik Ceko

Siapkan Mental untuk Hal Tak Terduga

Bahkan bagi concertgoer berpengalaman, kejadian tidak terduga mungkin saja terjadi, apalagi di tengah jadwal yang padat. Jadwal kereta di Eropa ternyata bisa tidak dapat diandalkan. Saat bepergian di Jerman dengan Deutsche Bahn, setiap kereta yang dipesan entah dijadwal ulang atau dibatalkan. Untungnya, ia masih sempat tiba di venue tepat ketika band akan naik panggung. Kejadian serupa juga terjadi saat menuju Manchester dari London.

Kuncinya adalah tetap tenang, datang ke stasiun sedini mungkin, dan naik kereta apa pun yang bisa membawa ke tujuan. Selalu sisakan waktu ekstra untuk kemungkinan keterlambatan. Di luar itu semua, cuaca juga bisa berubah-ubah. Di festival yang sama, panitia sempat memperingatkan hari itu akan sangat terik dan menyarankan pengunjung memakai banyak sunscreen. Nyatanya, hari itu justru mendung dan dingin. Karena berpakaian untuk cuaca panas, ia jelas kedinginan.

Pengalaman Tak Ternilai

Terlepas dari kendala kecil, kebahagiaan menonton begitu banyak musisi favorit dalam hitungan hari benar-benar tidak tertandingi. Rasanya layaknya membuka kado Natal baru setiap hari selama dua minggu, dan semuanya adalah hadiah yang diinginkan.

Memang melelahkan. Bongkar koper, kemas ulang, lari mengejar kereta, lari ke venue. Namun, berdiri bersama ribuan penggemar lain dan menyanyikan lirik yang dihafal di luar kepala, semua lelah menjadi sirna.

Mureks