Keuangan

Analis Finex: Emas dan Perak Berpotensi Reli Struktural, Prospek Harga Capai US$5.000 di 2026

Investasi emas dan perak kembali menjadi sorotan pasar global menjelang pergantian tahun. Kedua logam mulia ini menunjukkan potensi fase reli yang lebih struktural pada 2026, didorong sinyal pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

Financial Analyst Finex, Brahmantya Himawan, menyebut kondisi ini sebagai momentum penting untuk membaca arah pasar memasuki tahun baru. Menurutnya, pergerakan harga emas dan perak tidak terlepas dari perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Inflasi AS yang melandai serta perlambatan pasar tenaga kerja memperkuat pandangan bahwa siklus pengetatan moneter mendekati akhir. Dalam kerangka ini, penurunan imbal hasil riil obligasi AS menjadi katalis utama penguatan emas, mengingat emas merupakan aset tanpa imbal hasil yang diuntungkan saat opportunity cost menurun.

“Ketika real yield mulai turun dan pasar melihat potensi pelonggaran moneter, emas secara historis selalu mendapat dorongan struktural. Kondisi saat ini sangat mirip dengan fase awal reli jangka panjang sebelumnya,” ujar Brahmantya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/12/2025).

Seiring menguatnya peran emas sebagai aset lindung nilai, perhatian pasar mulai meluas ke logam mulia lain yang menawarkan potensi pertumbuhan lebih agresif. Dalam fase ketika investor tidak hanya mencari perlindungan, tetapi juga peluang ekspansi nilai, perak muncul sebagai pelengkap strategis dalam portofolio logam mulia.

Berbeda dengan emas yang dominan sebagai safe haven, perak memiliki karakteristik ganda sebagai logam mulia sekaligus komoditas industri. Lonjakan permintaan dari sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, dan teknologi mendorong kinerja perak melampaui emas dalam setahun terakhir.

Masuknya perak ke dalam daftar critical minerals di Amerika Serikat semakin memperkuat prospek jangka menengah hingga panjang. Proyeksi harga emas berpotensi bergerak di kisaran US$ 4.700-5.000 per troy ounce, sementara perak berpeluang mencapai US$ 90-120 per troy ounce pada 2026.

“Perak saat ini berada di persimpangan menarik antara kebutuhan industri dan minat investasi. Kombinasi ini membuat pergerakannya cenderung lebih agresif, terutama saat siklus ekonomi mulai bergeser,” tambah Brahmantya Himawan.

Dengan mempertimbangkan faktor moneter, geopolitik, dan struktural, prospek emas dan perak memasuki 2026 tetap konstruktif. Bagi investor jangka panjang, logam mulia masih relevan sebagai aset lindung nilai. Sementara itu, bagi trader aktif, volatilitas dan tren kuat membuka peluang strategi follow the trend dengan manajemen risiko yang disiplin.

Finex, sebagai pialang teregulasi, menyediakan akses trading emas dan perak secara transparan dan terukur. Hal ini memungkinkan pelaku pasar untuk memanfaatkan momentum logam mulia melalui eksekusi cepat, dukungan analisis pasar, dan pendekatan manajemen risiko yang jelas. Pemahaman fundamental yang kuat menjadi kunci dalam menjadikan emas dan perak bagian dari strategi finansial menghadapi tahun baru di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Mureks