Keuangan

Aminuddin Ma’ruf: Pertamina Patra Niaga Berpotensi Jadi Induk Merger Tiga Anak Usaha Pertamina

Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) mengisyaratkan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) akan menjadi induk perusahaan dari penggabungan tiga anak usaha PT Pertamina (Persero). Ketiga anak usaha yang akan dilebur adalah PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS).

Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma’ruf menyatakan bahwa proses pelaksanaan aksi korporasi tersebut masih terus berjalan. Ia menyebut Pertamina Patra Niaga memiliki potensi untuk ditunjuk sebagai induk yang akan mengelola seluruh bisnis hilir Pertamina.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“(Penggabungan tiga anak usaha Pertamina) ini sedang dikaji juga. Kayaknya begitu (Pertamina Patra Niaga jadi induk),” ujar Aminuddin saat ditemui di Jakarta, Senin (29/12/2025).

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri pernah mengungkapkan bahwa proses penggabungan ketiga anak usaha ini ditargetkan terlaksana pada 1 Januari 2026. Saat ini, proses peleburan tersebut masih berada pada tahap finalisasi.

“Sekarang kita sedang tahap finalisasi. Nanti kita akan laporkan ke Danantara untuk mendapatkan persetujuan. Kita sih kejarnya mudah-mudahan per 1 Januari 2026 sudah terlaksana,” kata Simon di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Simon menjelaskan, aksi korporasi ini diperlukan untuk memperkuat kinerja anak-anak usaha Pertamina di tengah tantangan global. Ia berharap penggabungan PPN, KPI, dan PIS dapat mendukung penguatan keuangan konsolidasi Pertamina Group.

“Ketika kita melihat sekarang, kondisi sekarang, dengan adanya keputusan ini, kita sudah membandingkan antara penggabungan subholding PIS dengan Patra Niaga, dengan Kilang, Inilah yang sejauh ini adalah keputusan terbaik penggabungan tiga subholding,” jelasnya.

Penurunan Kinerja Keuangan Dorong Merger

Pada kesempatan berbeda, Simon juga mengungkapkan bahwa kinerja keuangan anak usahanya saat ini mengalami penurunan seiring dengan kondisi global yang bergejolak. Penurunan kinerja ini turut berdampak pada keuangan konsolidasi Pertamina.

“Permintaan menurun, sementara produksi kilang itu meningkat karena banyak kilang-kilang baru. Dengan demikian, dengan kondisi yang kurang favorable untuk kita, kilang ini marginnya kan semakin kecil,” papar Simon dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Kamis (11/9/2025).

Ia menambahkan, “Nah dengan marginnya semakin kecil, tentunya secara keseluruhan, secara konsolidasi kan akan berpengaruh kurang baik ke bottom line perusahaan.”

Oleh karena itu, penggabungan ketiga anak usaha diyakini akan mendukung perbaikan kinerja Pertamina ke depannya. “Dengan demikian, supaya lebih efektif memang ada beberapa kajian di kita untuk menggabungkan antara KIP, PIS, dan PPN,” pungkasnya.

Mureks