Nasional

Unusa Terjunkan Tim Medis dan Teknologi Air Bersih, Bantu Pemulihan Pascabencana di Bireuen Aceh

Tim Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terlibat aktif dalam upaya percepatan pemulihan pascabencana di Kabupaten Bireuen, Aceh. Kegiatan kemanusiaan ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), sebagaimana tertuang dalam surat pengumuman No. 1737/C3/AL.04/2025.

Achmad Syafiuddin, Ph.D, yang memimpin tim Unusa, menjelaskan komposisi tenaga medis yang diterjunkan. “Tim medis yang terlibat berasal dari Fakultas Kedokteran serta Fakultas Keperawatan dan Kebidanan yaitu dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D, dr. Mustika Chasanatus Syarifah, Sp.FM, serta didukung oleh dua dokter muda, Singgih, S.Ked dan Cahyo, S.Ked, perawat Difran Nobel Bistara, S.Kep, Ns, M.Kep, Afrizal Nur kadir, S.Kep.Ns dan bidan Faizaliya, S.Keb,” terang Achmad Syafiuddin pada Minggu (28/12).

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kehadiran tenaga medis dari berbagai latar belakang keilmuan ini memungkinkan Unusa untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi. Dalam pelaksanaannya, Tim Unusa juga menjalin kerja sama erat dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bireuen.

Layanan Kesehatan dan Trauma Healing untuk Warga Terdampak

Masyarakat di Pante Lhong, Peusangan, Bireuen, menerima beragam layanan kesehatan. Ini meliputi pemeriksaan dari dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kedokteran jiwa, serta dokter spesialis bedah. Selain pemeriksaan, warga juga mendapatkan pengobatan sesuai indikasi medis dan edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini serta pencegahan penyakit.

Tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tim Unusa juga memberikan perhatian serius pada kesehatan mental, khususnya bagi anak-anak. Kegiatan trauma healing dilaksanakan secara langsung oleh dokter spesialis kedokteran jiwa. Aktivitas ini dirancang untuk membantu pemulihan psikologis anak-anak, meningkatkan rasa aman, serta mendukung proses adaptasi emosional mereka melalui pendekatan yang edukatif dan menyenangkan.

Pelaksanaan kegiatan serupa juga dilakukan di Pante Pisang, Peusangan, Bireuen. Layanan yang diberikan mencakup pemeriksaan kesehatan umum, skrining kondisi ibu hamil, pemantauan kesehatan lansia, serta pemeriksaan dan pengobatan pada anak-anak. Selain layanan medis, kegiatan ini juga disertai dengan pemberian bantuan kemanusiaan berupa kit ibu hamil dan menyusui, kit bayi dan anak, serta bantuan sembako yang diperuntukkan bagi kebutuhan dapur umum warga terdampak.

Identifikasi Masalah Kesehatan dan Upaya Pencegahan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tim medis menemukan sejumlah masalah kesehatan yang dominan di masyarakat. “Berdasarkan hasil pemeriksaan, tim medis menemukan sejumlah masalah kesehatan yang cukup dominan di masyarakat. Penyakit kulit, seperti kutu air dan infeksi jamur, banyak dijumpai terutama pada anak-anak dan dewasa muda, yang diduga berkaitan dengan kondisi lingkungan lembap dan sanitasi pascabanjir. Selain itu, mulai terjadi peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat paparan debu pascabanjir, yang paling banyak menyerang anak-anak,” ungkap Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin.

Sebagai langkah preventif, tim Unusa tidak hanya memberikan pengobatan, tetapi juga melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Edukasi ini khususnya terkait pentingnya penggunaan masker untuk melindungi saluran pernapasan. Edukasi tersebut disertai dengan pembagian masker kepada warga sebagai bentuk intervensi sederhana namun berdampak dalam mencegah penularan dan memperburuk kondisi ISPA.

Dapur Gizi Khusus dan Instalasi Air Bersih

Penanganan gizi menjadi fokus utama melalui pembukaan dapur gizi pemberian makan bayi dan anak (PMBA) di Pante Lhong, Peusangan, Bireuen. Program ini telah berkoordinasi dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen. Dr. Dini Setiarsih, penanggung jawab penanganan gizi yang juga dosen Program Studi Gizi Unusa, memiliki pengalaman panjang dalam menangani gizi saat bencana, khususnya di Jawa Timur.

Di lokasi ini, target sasaran adalah 70 balita dan 5 ibu hamil. Setiap hari sejak 20 Desember 2025, Dr. Dini Setiarsih bersama tim, dibantu oleh kader, menyiapkan makanan bergizi bagi masyarakat. “Dapur PMBA ini berbeda dengan dapur umum karena target sasaran balita dan ibu hamil memerlukan gizi khusus yang mungkin tidak tertangani di dapur umum. Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa masyarakat khusunya bayi dan anak memperoleh gizi yang cukup selama atau pasca bencana,” tutur Dr. Dini.

Selain itu, Achmad Syafiuddin dan Dwi Handayani, S.KM., M.Epid, yang berasal dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Unusa, fokus pada instalasi Unusa-Water. Teknologi ini bertujuan menyediakan air bersih bagi warga serta melakukan pendampingan terkait promosi kesehatan. “Unusa-Water merupakan teknologi tepat guna untuk mengolah air kotor menjadi layak untuk keperluan sanitasi dan air minum,” imbuh Achmad Syafiuddin.

Instalasi Unusa-Water dilakukan di RSUD Peusangan Raya. Bantuan ini diterima langsung oleh Direktur RSUD Peusangan Raya, dr. Agusnaidi. Kegiatan tersebut turut disaksikan oleh Ketua IDI Cabang Bireuen, dr. Zumirda, Sp.B, FINACS, FICS, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) Bencana Gabungan dengan posko utama di RSUD Peusangan Raya.

Bantuan ini sangat tepat sasaran, khususnya bagi RSUD Peusangan Raya yang sejak bencana banjir melanda wilayah tersebut, mengalami keterbatasan ketersediaan air bersih. Air sangat dibutuhkan untuk menunjang layanan kesehatan. Kondisi tersebut semakin diperberat dengan masih adanya warga yang bertahan mengungsi di area rumah sakit, serta kebutuhan air yang juga digunakan untuk proses pembangunan dan perbaikan fasilitas rumah sakit.

Sementara itu, promosi kesehatan oleh Dwi Handayani, S.KM., M.Epid, khususnya untuk pencegahan penyakit, dilakukan di berbagai lokasi di Kecamatan Peusangan. Ini untuk memastikan pencegahan penyakit pascabencana atau di masa mendatang.

Mureks