Berita

Tim SAR Temukan Tiga Korban Banjir Bandang Saling Berpegangan Tangan di Agam

Advertisement

Tim SAR gabungan terus berupaya keras mencari korban hilang pasca bencana banjir bandang yang melanda Agam, Sumatera Barat, sepekan lalu. Di tengah medan berlumpur dan kepungan puing, sebuah penemuan menyentuh hati terjadi di Palembayan.

Salah satu anggota Tim SAR Bengkulu, Hendra (30), menceritakan momen dramatis saat menemukan tiga jenazah yang saling berpegangan tangan. Ia menduga ketiganya merupakan satu keluarga yang menjadi korban keganasan banjir.

Kesaksian di Tengah Lumpur

Kejadian itu berlangsung pada Sabtu sore saat hujan deras mengguyur Jorong Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia Induk, Palembayan. Hendra yang tergabung dalam grup Bravo Tim SAR Gabungan Posko Tanjung Alam, ditugaskan melakukan pencarian di wilayah tersebut.

Proses pencarian hari itu dibantu alat berat seperti eskavator. Lumpur tebal, material kayu hanyut, dan reruntuhan bangunan menjadi tantangan utama bagi tim penyelamat.

“Kalau perkiraan saya itu satu keluarga,” ujar Hendra kepada Kompas.com di dekat lokasi penemuan.

Penemuan yang Mengharukan

Penemuan tiga jenazah tersebut berawal dari informasi warga setempat yang mencium bau tak sedap. Hendra dan timnya segera menindaklanjuti laporan tersebut.

Advertisement

“Dari celah reruntuhan, ia dan anggota tim SAR Gabungan melihat ada tiga orang yang tertimbun material kayu dan seng di depan rumah tetapi tidak tertimbun lumpur,” jelas Hendra.

Posisi ketiga korban sangat memilukan. Mereka ditemukan dalam posisi tertelungkup sejajar dan saling berpegangan tangan. Seorang pria dewasa berada di sisi kanan, anak perempuan di tengah, dan anak laki-laki di sisi kiri.

“Yang anak laki-laki tangan kanannya megang tangan kiri anak perempuan. Mungkin kakaknya ini. Ini kita dugaan ya. Diduga itu bapak dari dua anak itu. Itu laki-laki dewasa. Terus untuk kondisinya sudah 10 hari ya,” tutur Hendra merinci.

Tim SAR kemudian berupaya melakukan evakuasi dengan bantuan eskavator untuk menyingkirkan reruntuhan. Mereka juga mengganjal seng atap agar proses evakuasi berjalan lebih cepat.

Meskipun tidak ditemukan identitas, Hendra memperkirakan usia anak laki-laki sekitar enam tahun dan anak perempuan berusia 8-9 tahun. Ketiga jenazah kemudian dievakuasi menggunakan kantong jenazah.

Advertisement