Teknologi

TikTok Jual Separuh Operasional di AS, Amankan Keberadaan dari Ancaman Blokir Pemerintah

Advertisement

Pemilik platform media sosial TikTok, ByteDance, akhirnya menyepakati penjualan separuh operasionalnya di Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil untuk menghindari ancaman blokir permanen di Negeri Paman Sam.

Kesepakatan tersebut, yang diungkapkan dalam memo internal CEO TikTok Shou Zi Chew, akan membentuk sebuah perusahaan patungan (joint venture). Separuh dari perusahaan patungan ini akan dimiliki oleh grup investor yang terdiri dari Oracle, Silver Lake, dan firma investasi dari Abu Dhabi, MGX.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Transaksi bisnis ini dijadwalkan rampung pada 22 Januari 2026. Ini menandai babak akhir dari upaya Gedung Putih yang secara konsisten mendesak ByteDance untuk menjual operasionalnya di AS, dengan dalih kekhawatiran keamanan nasional.

Sebelumnya, pada September 2025, Presiden AS Donald Trump sempat mengumumkan penangguhan blokir TikTok. Penangguhan tersebut tampaknya membuka jalan bagi penyelesaian kesepakatan penjualan separuh saham TikTok ini.

Advertisement

“Kesepakatan ini akan membuat 170 juta orang Amerika tetap bisa menemukan dunia dengan kemungkinan tak terbatas sebagai bagian dari komunitas global,” kata TikTok, memuji platform mereka.

Dalam struktur kepemilikan baru, ByteDance akan mempertahankan 19,9% saham. Sementara itu, Oracle, Silver Lake, dan MGX masing-masing akan memiliki 15% saham. Sisa 30,1% kepemilikan akan dipegang oleh afiliasi investor ByteDance yang sudah ada.

Gedung Putih sebelumnya juga menyatakan bahwa Oracle akan melisensikan algoritma rekomendasi sebagai bagian integral dari kesepakatan ini. Perlu dicatat, Oracle adalah perusahaan yang sejarahnya ikut didirikan oleh Donald Trump bersama Larry Ellison.

Advertisement