Pemerintah Singapura resmi memperluas larangan penggunaan ponsel pintar (smartphone) dan jam tangan pintar (smartwatch) bagi siswa sekolah menengah. Aturan baru ini akan berlaku penuh selama jam sekolah, mulai Januari 2026.
Sebelumnya, pembatasan perangkat digital ini hanya diterapkan selama jam pelajaran berlangsung, dengan kelonggaran saat waktu istirahat. Namun, kebijakan yang diperbarui mencakup seluruh aktivitas di sekolah, termasuk jam istirahat, kegiatan ko-kurikuler, hingga kelas tambahan.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kementerian Pendidikan Singapura menyatakan, ponsel dan smartwatch siswa nantinya akan disimpan di tempat yang ditentukan atau di dalam tas. Penggunaan perangkat tersebut hanya diizinkan dalam kondisi tertentu.
“Jika diperlukan, sekolah dapat mengizinkan siswa menggunakan smartphone sebagai pengecualian,” demikian bunyi siaran pers resmi Kementerian Pendidikan Singapura.
Larangan Diperluas, Pelajar SD Sudah Terapkan Sejak 2025
Pembatasan penggunaan perangkat digital sebenarnya telah diterapkan lebih awal di tingkat sekolah dasar sejak 2025, sebagai bagian dari strategi nasional kesehatan Grow Well SG. Sejumlah sekolah menengah juga sudah mulai mengadopsi pedoman serupa dengan hasil yang dinilai positif.
Pemerintah mencatat, larangan penggunaan ponsel di sekolah terbukti meningkatkan kesejahteraan siswa, memperbaiki fokus belajar, serta mendorong interaksi fisik antar siswa saat jam istirahat.
Selain pembatasan di sekolah, pemerintah juga akan menyesuaikan waktu tidur default pada perangkat pembelajaran pribadi siswa menjadi pukul 22.30, lebih awal dari sebelumnya pukul 23.00. Langkah ini diharapkan dapat membantu siswa mengelola penggunaan perangkat sebelum tidur dan mendorong pola tidur yang lebih teratur.
Untuk siswa jenjang yang lebih tinggi seperti di junior college dan Millennia Institute, kebijakan penggunaan perangkat tetap dibatasi selama jam pelajaran dengan izin guru. Di luar jam pelajaran, penggunaannya masih diperbolehkan sesuai kebutuhan.
Atasi Masalah Screen Time Berlebih
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap temuan survei yang menunjukkan banyak anak-anak melebihi batas waktu layar harian yang direkomendasikan. Kementerian Pendidikan menekankan bahwa sekolah memiliki otonomi untuk menyusun kebijakan disiplin yang selaras dengan pedoman nasional.
Sekolah juga diberi keleluasaan untuk menentukan cara penegakan aturan penggunaan perangkat di lingkungan masing-masing. “Jika perlu, sekolah juga akan menerapkan langkah-langkah disiplin untuk membantu siswa mempelajari konsekuensi dari tindakan mereka yang tidak pantas,” tulis kementerian.
Menteri Negara Pengembangan Digital dan Pendidikan Singapura, Jasmin Lau, mengumumkan melalui Instagram bahwa rincian lebih lanjut mengenai pedoman baru ini akan dibagikan oleh sekolah menengah di kemudian hari.






