Nasional

Pengungsi Gaza Terancam Hipotermia, Masih Bertahan di Tenda Darurat Jelang Musim Hujan

Ribuan pengungsi Palestina di Jalur Gaza masih harus bertahan di tenda-tenda darurat menjelang musim hujan. Kondisi ini terjadi dua tahun setelah konflik antara Hamas dan Israel menyebabkan kehancuran luas di wilayah tersebut, memaksa warga kehilangan tempat tinggal.

Petugas penyelamat telah berulang kali memperingatkan warga untuk tidak tinggal di bangunan yang rusak akibat perang. Namun, dengan begitu banyak wilayah yang hancur menjadi puing-puing, pilihan tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk sangat terbatas.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Kementerian Kesehatan Gaza, yang berada di bawah pemerintahan Hamas, melaporkan bahwa puluhan orang telah meninggal dunia akibat hipotermia atau runtuhnya rumah-rumah yang rusak karena perang. Korban jiwa ini termasuk seorang bayi berusia dua minggu, menyoroti kerentanan ekstrem para pengungsi.

Pada Sabtu, 27 Desember 2025, seorang warga terlihat membereskan tenda keluarganya di kamp darurat untuk pengungsi Palestina di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, sebagai persiapan menghadapi musim penghujan. Di kamp yang sama, Shaimaa Wadi (25) duduk bersama putrinya yang berusia satu tahun, Tala, di dalam tenda mereka, menghadapi ketidakpastian masa depan.

Situasi ini menggambarkan krisis kemanusiaan yang mendalam di Gaza, di mana upaya untuk mencari perlindungan dasar menjadi perjuangan sehari-hari bagi ribuan jiwa.

Mureks