Nasional

Ngarsopuro Night Market: Ruang Hangat di Tengah Malam Solo, Pusat Interaksi Warga dan Wisatawan

Setiap akhir pekan, Jalan Diponegoro di Kota Solo bertransformasi menjadi Ngarsopuro Night Market, sebuah ruang publik yang hidup dan penuh kehangatan. Pasar malam ini bukan sekadar pusat jual beli, melainkan juga wadah bagi UMKM lokal, seniman, dan masyarakat untuk berinteraksi dalam suasana ramah dan inklusif.

Lampu-lampu hias menggantung di sepanjang jalan, menerangi deretan kerajinan tangan, karya seni, pakaian batik khas Solo, produk UMKM lokal, serta aneka jajanan tradisional. Alunan musik berpadu dengan tawa pengunjung, menciptakan atmosfer khas Kota Solo yang ramah dan penuh kehidupan.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Pada Jumat dan Sabtu malam, sekitar pukul enam sore, kawasan Ngarsopuro mulai dipadati pengunjung. Puluhan tenant berjajar rapi, menawarkan beragam kuliner dan produk kreatif. Aroma makanan tradisional menyeruak di udara, sementara suara musik dari pengamen jalanan berpadu dengan tepuk tangan penonton yang menyaksikan pertunjukan sulap sederhana.

Alvina (20), seorang mahasiswa asal Semarang yang tengah menempuh pendidikan di Solo, mengaku terkesan dengan suasana Ngarsopuro. “Ini pertama kalinya saya datang ke sini, dan rasanya menyenangkan,” ujarnya. “Saya suka karena suasananya santai tapi ramai, banyak hal menarik yang bisa dilihat dan dinikmati tanpa terasa terburu-buru.”

Meski baru saja mengalami kecelakaan ringan dan kakinya masih terasa perih, Alvina memutuskan untuk datang bersama teman-temannya. “Tadinya saya mau istirahat di kos saja, tapi teman saya ngajak ke sini. Begitu sampai, suasananya bikin lupa rasa sakit,” katanya sambil tersenyum kecil. Ia menambahkan, “Yang bikin saya betah, orang-orangnya ramah. Waktu saya beli minuman, pedagangnya malah sempat ngajak ngobrol tentang asal saya. Jadi terasa akrab meski baru pertama kali datang.”

Ngarsopuro Night Market mulai diinisiasi pada tahun 2009 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Tujuannya adalah membuka ruang ekonomi kreatif bagi masyarakat sekaligus menghadirkan hiburan malam yang ramah bagi keluarga. Kegiatan ini berlangsung rutin setiap Jumat dan Sabtu malam, mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta, terdapat sekitar 40 hingga 50 tenant yang berpartisipasi setiap minggunya, menjajakan berbagai produk mulai dari kerajinan tangan, aksesori, makanan ringan, hingga minuman tradisional. Rata-rata, kawasan ini dikunjungi oleh 1.000 hingga 1.500 orang setiap malam, baik warga lokal maupun wisatawan luar kota.

Di tengah keramaian, Bu Wati (58), warga asli Banjarsari, tampak berjalan santai sambil membawa kantong belanja. Ia adalah pengunjung setia Ngarsopuro sejak beberapa tahun lalu. “Saya hampir tiap minggu ke sini,” ujarnya sambil tertawa kecil. “Bukan buat belanja banyak, tapi buat jalan-jalan dan lihat suasana. Kadang ketemu teman lama, kadang cuma duduk sambil makan jagung bakar.”

Menurut Bu Wati, Ngarsopuro lebih dari sekadar tempat jual beli, melainkan juga ruang bagi warga Solo untuk bersosialisasi dan menikmati malam. “Anak muda nongkrong, orang tua jalan santai. Semuanya campur jadi satu, tapi tetap aman dan nyaman,” tambahnya dengan senyum ramah.

Suasana malam semakin meriah ketika seorang pesulap lokal menarik perhatian pengunjung dengan trik sederhana. Anak-anak berkerumun, bertepuk tangan setiap kali trik berhasil. Musik akustik dari ujung jalan menambah kehangatan, menciptakan suasana akrab dan menyenangkan. Pengunjung tampak duduk santai di kursi-kursi yang disediakan, menikmati makanan sambil berbincang.

Alvina, yang menikmati momen bersama teman-temannya, merasa tempat ini sangat cocok untuk melepas stres. “Ada hiburan, makanan, dan suasananya aman. Rasanya kayak ngerasa diterima meski bukan orang asli Solo,” katanya. Ia berharap tempat semacam ini dapat terus dijaga dan dikembangkan sebagai ruang terbuka yang dapat dinikmati siapa pun.

Menjelang pukul sepuluh malam, beberapa tenant mulai merapikan dagangan. Namun, suasana belum sepenuhnya surut. Beberapa pengunjung masih menikmati musik terakhir sebelum malam benar-benar usai. Bu Wati, yang bersiap pulang, sempat menoleh ke arah lampu-lampu yang masih menyala. “Pokoknya enak aja ke sini, suasananya bikin tenang. Rasanya sayang kalau malam minggu di rumah terus,” ujarnya sebelum melangkah pergi.

Bagi banyak orang seperti Alvina dan Bu Wati, Ngarsopuro Night Market bukan hanya tempat hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan warga Solo yang tetap menjaga kehangatan di tengah hiruk pikuk kota. Di bawah cahaya lampu dan lantunan musik malam, pasar ini menjadi ruang sederhana yang penuh cerita, di mana tawa dan keramahan menjadi warna utama setiap akhir pekan di jantung Kota Solo.

Mureks