Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Aceh berhasil mencapai target pengangkutan (lifting) kondensat tahun 2025. Total lifting dari wilayah kerja (WK) Aceh mencapai 608.599 barel atau setara 1.667 barel per hari, memenuhi 100 persen target Work Program & Budget (WP&B) yang telah ditetapkan.
Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, menyatakan capaian ini di Lhokseumawe, Aceh, pada Rabu (31/12/2025). “Secara kumulatif, capaian realisasi lifting kondensat 2025 telah mencapai 100 persen dari target WP&B, dengan capaian Blok A sebesar 102 persen dan Blok B sebesar 98 persen,” ujarnya.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Mulyawan merinci, kontribusi Blok A mencapai 299.060 barel, melampaui target harian 800 barel. Sementara itu, Blok B menyumbang 309.538 barel, sedikit di bawah target harian 865 barel. Secara keseluruhan, angka 1.667 barel per hari berhasil dicapai.
Pencapaian target tahun ini didukung oleh lifting terakhir pada Desember 2025 sebesar 92.592 barel. Angka ini terdiri dari 61.750 barel dari Blok A dan 30.842 barel dari Blok B. Pengapalan kondensat tersebut ditujukan ke Kilang TPPI Tuban melalui Pelabuhan Blang Lancang, Aceh Utara.
“Meskipun dilaksanakan dalam kondisi darurat bencana alam yang mempengaruhi akses dan aktivitas operasional, proses pengapalan tetap berjalan aman dan sesuai ketentuan,” kata Mulyawan, menyoroti tantangan yang dihadapi.
Ia juga menjelaskan bahwa capaian tersebut tidak lepas dari peran strategis fungsi komersialisasi BPMA dalam mengoptimalkan pengambilan stok kondensat bagian negara. “Optimalisasi dilakukan melalui pengambilan deadstock Blok A di tangki nominasi serta optimalisasi pengambilan stok kondensat bagian negara dari WK Blok B,” tambahnya.
Kepala BPMA, Nasri, mengakui bahwa capaian lifting kondensat 2025 diraih melalui berbagai tantangan, terutama pada periode akhir tahun yang dilanda bencana. Bencana banjir dan longsor di Aceh memberikan dampak langsung terhadap seluruh KKKS, bahkan memaksa sebagian kegiatan produksi dihentikan sementara waktu.
“Capaian ini menjadi energi positif bagi kinerja migas Aceh di tengah kondisi yang penuh tantangan. Sinergi antara BPMA dan KKKS menjadi kunci agar kegiatan operasional tetap dapat berjalan,” tutur Nasri.
Nasri menambahkan, BPMA akan terus mendukung penuh upaya KKKS untuk segera mengembalikan dan menstabilkan produksi pascagangguan operasional akibat bencana. “Kami terus memberikan dukungan, semoga tahun depan produksi dapat terjaga, serta target lifting dapat kembali tercapai secara optimal,” pungkasnya.






