Earbud CMF by Nothing Buds Pro 2 telah menarik perhatian para pengulas audio berkat kualitas suaranya yang melampaui ekspektasi harga. Dengan banderol sekitar Rp 1 jutaan, earbud ini disebut-sebut mampu menyajikan pengalaman audio setara dengan produk-produk premium seharga Rp 3 jutaan ke atas.
Rasa penasaran akan rahasia di balik performa luar biasa ini membawa kami berbincang dengan Nilo Casimiro Ericcson, salah satu pendiri dan Kepala Produk di Dirac. Ericcson mengungkapkan bahwa kunci utama keunggulan CMF Buds Pro 2 terletak pada teknologi perangkat lunak yang disematkan, yakni Dirac Opteo.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Mengenal Dirac Opteo: Otak di Balik Suara Premium
Dirac adalah perusahaan audio asal Swedia yang dikenal luas dengan perangkat lunak “Room Correction” mereka. Teknologi ini berfungsi menganalisis gelombang suara di suatu ruangan dan secara langsung mengoreksi output suara untuk mengoptimalkan perangkat keras audio agar sesuai dengan akustik ruangan tersebut.
Dirac Opteo merupakan versi khusus dari teknologi Room Correction yang dirancang spesifik untuk earbud. Alih-alih menyesuaikan gelombang suara di seluruh ruangan, Opteo mengoptimalkan suara untuk saluran telinga pengguna. Ericcson menjelaskan bahwa Dirac Opteo berbeda dengan Dirac Virtuo yang lebih fokus pada audio spasial.
Bagaimana Dirac Opteo Bekerja?
“Kami [Dirac] selalu melakukan pengukuran,” jelas Nilo Casimiro Ericcson. “Kami mengukur sistem. Kami mengoreksi respons impuls.” Untuk mendemonstrasikan, Ericcson menunjukkan sebuah “rig pengukuran”, yang pada dasarnya adalah sepasang telinga karet yang dipasang pada silinder logam.
Menggunakan mikrofon di dalam silinder, Ericcson menjelaskan bagaimana “desain filter eksklusif” dapat mengoreksi distorsi yang mungkin muncul selama perjalanan gelombang suara dari earbud ke gendang telinga. Dirac Opteo kemudian menerapkan “kurva target” — tanda tangan suara optimal — pada suara yang telah difilter.
Karena earbud secara fisik tidak dapat memanfaatkan akustik dan jarak seperti speaker, Dirac Opteo menerapkan “pewarnaan” lain pada musik dari Buds Pro 2. Ini mirip dengan pengalaman suara surround palsu seperti Dolby Atmos, yang “mengelabui” otak Anda sehingga merasa musik datang dari segala arah, bukan hanya langsung ke telinga.
Kualitas Suara yang Mengagumkan
Kualitas suara yang dihasilkan oleh Dirac Opteo pada CMF Buds Pro 2 bukanlah sekadar efek plasebo. Tanpa fitur ini, earbud tersebut mungkin tetap bagus, namun tidak akan menerima pujian setinggi yang diberikan oleh pengulas.
Dalam ulasan 4,5 bintang kami untuk CMF by Nothing Buds Pro 2, kami menulis bahwa Dirac Opteo “actually makes everything sound better. This EQ has a premium-feeling richness to it, a depth and structure to the music that elevated my listening experience.” Teknologi ini juga mampu mengatasi masalah audio sebelum muncul. Misalnya, saat mendengarkan dengan Pop EQ, beberapa “instrumental[s] sounded a little scratchy, but the Dirac Opteo EQ negated this.“
Opteo secara efektif mengubah earbud seharga Rp 1 jutaan ini menjadi perangkat yang mampu bersaing ketat dengan raksasa audio lainnya. Bahkan, CMF Buds Pro 2 disebut lebih unggul dari AirPods Pro 3, Bose QuietComfort Earbuds, dan Skullcandy Method 360 ANC. Bagi penggemar bass, CMF Buds Pro 2 bahkan direkomendasikan di atas penawaran Apple.
Dengan inovasi Dirac Opteo, CMF by Nothing Buds Pro 2 membuktikan bahwa kualitas audio premium tidak selalu harus datang dengan harga yang mahal.






