Nasional

Mensos Gus Ipul: Negara Hadir, Tak Tinggalkan Kelompok Rentan di Tengah Tekanan Ekonomi

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto sepanjang tahun 2025 telah memastikan kehadiran negara. Kehadiran ini bertujuan untuk tidak meninggalkan kelompok rentan di tengah tekanan ekonomi dan berbagai bencana yang melanda.

Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul dalam paparan refleksi kinerja Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2025 di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, pada Rabu (31/12/2025). Ia menjelaskan, komitmen tersebut diwujudkan melalui perluasan bantuan sosial, perlindungan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, hingga program pemberdayaan masyarakat.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial

Gus Ipul menekankan bahwa negara tidak pernah meninggalkan masyarakat yang rentan. Berbagai program telah digulirkan untuk memastikan hal tersebut.

“Negara tidak meninggalkan mereka yang rentan. Melalui rehabilitasi sosial, ribuan lansia kini bisa kembali melihat melalui operasi katarak. Ribuan alat bantu penyandang disabilitas disalurkan. Ratusan ribu anak yatim, yatim piatu kita bantu. Dan kelompok rentan lainnya terus kita dampingi melalui layanan Atensi dan rehabilitasi sosial,” ujar Gus Ipul.

Menurutnya, negara hadir melalui perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan. Sepanjang tahun 2025, sebanyak 10 juta keluarga penerima manfaat menerima Program Keluarga Harapan (PKH). Selain itu, lebih dari 18 juta keluarga menerima program sembako, serta 96,8 juta jiwa terlindungi melalui Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK).

Penebalan Bantuan Sosial dan Anggaran Signifikan

Ketika tekanan ekonomi meningkat, pemerintah menyalurkan penebalan bantuan sosial dan Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Kesra. Kebijakan ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo.

“Ini pertama kali dalam sejarah di mana 35 juta keluarga mendapatkan bantuan sosial,” kata Gus Ipul.

Anggaran bantuan sosial disebut meningkat signifikan pada tahun 2025, dari sekitar Rp 74 triliun menjadi Rp 110 triliun. Peningkatan ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan.

“Luar biasa kepedulian Bapak Presiden untuk membela mereka yang memang membutuhkan bantuan dari pemerintah,” ucap Gus Ipul.

Pada tahun yang sama, pemerintah juga menyalurkan bantuan makanan bergizi kepada kelompok rentan. Sebanyak 101 ribu lansia dan 36 ribu penyandang disabilitas menerima makanan bergizi, sementara 270 ribu anak yatim dan yatim piatu mendapatkan perlindungan.

Peningkatan Indeks Kesejahteraan dan Kemandirian

Di sisi lain, indeks kesejahteraan sosial menunjukkan perbaikan yang signifikan. Hal ini menjadi indikator positif dari efektivitas program-program yang dijalankan.

“Tadi disinggung kesejahteraan sosial, indeksnya naik jadi 49,22. Bagi disabilitas pun sudah naik juga jadi 50,48. Indeks peranan sosialnya juga naik menjadi 57,” ungkap Gus Ipul.

Gus Ipul menambahkan, negara juga mendorong kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan sosial. Program ini telah membuahkan hasil nyata.

“Sebanyak lebih dari 77 ribu keluarga telah tergraduasi dan menjadi pelaku usaha mandiri. Puluhan ribu penerima manfaat menjalankan usaha dari berbagai hasil pelatihan dan bantuan modal,” tegasnya.

Responsif Terhadap Bencana

Kemensos juga memastikan kehadiran negara dalam situasi bencana. Kementerian ini selalu siap memberikan bantuan sosial adaptif bagi korban bencana, termasuk dalam bencana yang terjadi di Sumatera.

“Pembelajaran pentingnya dari berbagai bencana, termasuk bencana Sumatera adalah kita harus lebih responsif dan betul-betul juga mengikuti dan memperhatikan narasi publik,” pungkas Gus Ipul.

Mureks