Kurma telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Muslim, terutama menjelang dan selama bulan suci Ramadhan. Lebih dari sekadar buah, kurma memiliki makna mendalam dalam tradisi Islam, baik dari sisi agama maupun manfaat kesehatannya yang telah terbukti.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang secara eksplisit menyebutkan keistimewaan kurma. Hal ini menjadikannya simbol berkah dan anugerah yang patut disyukuri.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kurma dalam Al-Qur’an: Simbol Berkah dan Rezeki
Dalam Al-Qur’an, kurma memegang posisi istimewa, tidak hanya sebagai buah, tetapi juga sebagai simbol berkah dan rezeki dari Allah SWT. Ahmad Syamil bin Ahmad, dalam penelitiannya berjudul Keistimewaan Kurma dalam Al-Qur’an Ditinjau dari Perspektif Ilmu Kesehatan, menjelaskan bahwa kurma disebutkan di beberapa ayat sebagai tanaman yang penuh berkah dan bermanfaat bagi manusia.
Penyebutan kurma dalam surah-surah seperti Al-Mu’minun dan Maryam mengaitkan buah ini dengan anugerah ilahi. Ayat-ayat tersebut mengingatkan umat manusia untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan dan memanfaatkan kurma sebagai sumber gizi.
Salah satu ayat yang menyoroti hal ini adalah:
“fa ansya’nâ lakum bihî jannâtim min nakhîliw wa a‘nâb, lakum fîhâ fawâkihu katsîratuw wa min-hâ ta’kulûn”
Artinya: “Lalu, dengan (air) itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur. Di sana kamu mendapatkan buah-buahan yang banyak dan dari sebagiannya itu kamu makan.” (QS. Al-Mu’minun Ayat 19)
Selain itu, simbolisme kurma dalam Islam juga sangat kuat. Buah ini melambangkan kesederhanaan, keberkahan, dan kehangatan dalam berbagi. Kurma juga sering dihubungkan dengan kisah para nabi, termasuk saat Maryam menerima kurma dalam masa sulitnya, sebagaimana firman Allah:
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam Ayat 25)
Anjuran Nabi Muhammad SAW dan Manfaat Kesehatan Kurma
Selain makna spiritual, kurma juga diakui kaya akan gizi. Kandungan gula alami, serat, mineral, serta vitamin menjadikan kurma sangat baik dikonsumsi, terutama saat berbuka puasa. Dari sudut pandang sains, nutrisi dalam kurma membantu memulihkan energi setelah seharian berpuasa.
Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, terutama saat sahur dan berbuka. Tradisi ini tidak hanya menjadi sunnah, tetapi juga diyakini menghadirkan manfaat kesehatan yang nyata.
Ahmad Syamil bin Ahmad dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa anjuran Nabi untuk mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil tidak hanya bernilai simbolis, namun juga memiliki manfaat kesehatan yang telah diteliti.
Hadis Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan pentingnya memulai berbuka dengan buah kurma. Praktik ini menjadi teladan yang diikuti banyak umat Muslim di seluruh dunia, terutama saat Ramadhan.
“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air”
Kebiasaan makan kurma ganjil dipercaya membantu tubuh menyesuaikan diri setelah berpuasa. Beberapa penelitian mengaitkan jumlah ganjil dengan pola alami tubuh yang lebih mudah menerima asupan energi secara bertahap, sehingga proses metabolisme berjalan optimal.
Status Kesucian dan Peran Kurma dalam Tradisi Islam
Kurma tidak hanya dikenal sebagai makanan bernutrisi, tetapi juga memiliki status istimewa secara spiritual dalam ajaran Islam. Buah ini sering dipilih sebagai makanan utama saat berbuka puasa, menandakan nilai kesuciannya. Selain itu, kurma digunakan dalam beberapa ritual keagamaan, seperti aqiqah dan sedekah.
Ahmad Syamil bin Ahmad dalam penelitiannya menegaskan bahwa kurma telah menjadi simbol makanan suci yang dianjurkan dikonsumsi dalam berbagai peristiwa penting di dalam Islam.
Kurma termasuk makanan yang disunnahkan untuk dikonsumsi dalam Islam. Keutamaan ini tidak hanya karena kandungan gizinya, tetapi juga karena keberkahan yang diyakini ada di dalamnya. Kurma dipercaya membawa manfaat spiritual bagi yang mengamalkannya.
Dalam banyak peristiwa keagamaan, kurma menjadi bagian penting. Misalnya, saat Idul Fitri, acara keagamaan, hingga dalam tradisi berbagi makanan kepada fakir miskin. Peran kurma dalam tradisi ini semakin menegaskan kedudukannya sebagai makanan yang penuh makna dan keberkahan.
Dengan demikian, kurma bukan sekadar buah, melainkan simbol keberkahan yang diakui dalam Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Nilai spiritual dan manfaat kesehatannya semakin nyata saat kurma dikonsumsi sesuai sunnah, terutama dalam jumlah ganjil. Bagi masyarakat Muslim, kurma menjadi bagian tak terpisahkan dalam tradisi keagamaan dan kehidupan sehari-hari.






