Nasional

Makam Kucing Keraton Solo: Nyai Sembro, Saksi Bisu Sejarah di Trotoar Jalan Solo-Sukoharjo

Di tengah hiruk pikuk kendaraan yang melintas padat di jalan raya penghubung Solo–Sukoharjo, Jawa Tengah, sebuah pemandangan tak lazim menarik perhatian. Sebuah makam kecil berdiri kokoh di trotoar, menyimpan kisah sejarah yang tak banyak diketahui masyarakat umum.

Makam tersebut berlokasi tepat di Desa Tanjunganom, Sukoharjo. Dengan kijing berwarna hitam dan tulisan aksara Jawa di bagian depannya, makam ini menghadap utara-selatan, seolah menjadi penanda waktu yang abadi di tengah modernisasi.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Kisah Kucing Kesayangan Raja Pakubuwono X

Keberadaan makam ini telah memicu rasa penasaran banyak pihak. Konon, makam tersebut merupakan tempat peristirahatan terakhir seekor kucing Persia kesayangan Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sinuhun Pakubuwono (PB) X. Makam ini bahkan diketahui telah ada jauh sebelum jalan raya penghubung Solo-Sukoharjo dibangun seperti sekarang.

Wahyudi (56), seorang warga setempat, menceritakan bahwa berdasarkan penuturan orang-orang lama, makam itu dulunya berada di tengah perkampungan. Namun, proyek pembangunan jalan raya menyebabkan rumah-rumah warga terdampak penggusuran, dan posisi makam kini bergeser tepat di pinggir jalan raya.

“Jadi posisi makam itu sejak awal memang sudah ada. Yang berubah hanya jalan raya ini, sedangkan rumah warga di perkampungan hilang karena pembangunan akses jalan,” kata Wahyudi pada Sabtu (27/12).

Wahyudi menambahkan, selama warga tinggal di sekitar makam kucing tersebut, tidak pernah ada kejadian aneh yang terjadi. Masyarakat secara tidak langsung turut menjaga makam itu karena nilai sejarahnya sebagai kucing kesayangan PB X.

“Belum pernah ada kejadian aneh di makam itu. Warga ikut menjaga makam secara tidak langsung karena nilai sejarahnya sebagai kucing kesayangan PB X,” ujarnya.

Nyai Sembro, Kucing Candramawa dengan Kemampuan Khusus

Kerabat Keraton Surakarta, KGPH Puger, mengonfirmasi identitas kucing yang dimakamkan tersebut. Kucing betina itu bernama Nyai Sembro.

“Hal itu sesuai dengan tulisan aksara Jawa di bagian selatan kijing, yaitu Nyai Sembro,” jelas KGPH Puger.

Ia menjelaskan bahwa makam tersebut memang diperuntukkan bagi kucing klangenan atau kesayangan PB X yang berjenis Persia. Setiap raja diyakini memiliki hewan kesayangan masing-masing, dan Sinuhun PB X memiliki ketertarikan khusus pada kucing jenis Persia.

“Setiap raja memiliki klangenan masing-masing. Sinuhun PB X memang menyukai kucing, jenisnya khusus, yaitu Persia,” ungkapnya.

Jenis Persia ini, lanjut KGPH Puger, juga dikenal dengan sebutan candramawa. Kucing candramawa dipercaya memiliki mata yang cerah dan kemampuan khusus yang tidak biasa.

“Candramawa milik PB X ini konon memiliki kemampuan. Misalnya, saat melihat cicak, hewan itu bisa jatuh sendiri,” tuturnya.

KGPH Puger menambahkan, lokasi makam tersebut dulunya merupakan area pemakaman umum hewan. Namun, setelah pembangunan jalan dan perkampungan, makam-makam hewan lainnya hilang, dan kini hanya tersisa satu makam, yakni makam Nyai Sembro.

“Setelah ada pembangunan jalan dan perkampungan, makam hewan lainnya hilang dan tinggal satu,” pungkasnya.

Mureks