Internasional

Laode Sulaeman: Impor Solar Akan Disetop Total Mulai April 2026, Termasuk Swasta

Advertisement

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan seluruh impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar akan dihentikan total mulai April 2026. Pada periode tersebut, kebutuhan solar nasional akan sepenuhnya dipenuhi dari produksi kilang dalam negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan bahwa kebijakan penghentian impor solar ini berlaku menyeluruh, termasuk bagi badan usaha swasta yang selama ini masih mengandalkan pasokan dari luar negeri.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

RDMP Balikpapan Jadi Kunci Penghentian Impor

Menurut Laode, penghentian impor ini dimungkinkan menyusul beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) di Kalimantan Timur. Meskipun demikian, pemerintah memberikan waktu persiapan sekitar tiga bulan bagi Pertamina.

“RDMP-nya sudah beroperasi, tapi secara operasionalisasinya nanti RDMP atau Pertamina membutuhkan persiapan tiga bulan. Persiapan tiga bulan, setelah itu sudah setop cukup untuk seluruhnya termasuk swasta, April semua kita setop,” kata Laode saat ditemui di Kementerian ESDM pada Rabu malam, 24 Desember 2025.

Selain itu, pemerintah juga telah menyurati badan usaha swasta agar segera berkoordinasi dengan Pertamina untuk memperoleh alokasi solar dari produksi dalam negeri. Proses ini akan otomatis tercatat dalam Sistem Informasi Neraca Komoditas (SINAS NK).

Advertisement

“Kita sudah bikin surat ke swasta. Jadi mereka kita wajibkan untuk segera berkoordinasi dengan Pertamina untuk mendapatkan alokasi dalam negeri,” tegasnya.

Laode menambahkan, penghentian impor solar dilakukan karena kapasitas produksi dalam negeri sudah mencukupi. Namun, untuk impor BBM jenis lain seperti bensin, masih tetap dilakukan lantaran kemampuan kilang nasional belum mampu melayani secara keseluruhan.

“Ini kan karena kita sudah produksi dalam negeri. Kalau yang lain masih ada tuh impornya, bensin, masih. Karena di dalam negeri memang tidak mampu melayani secara keseluruhan,” pungkas Laode.

Advertisement
Mureks