Sebanyak 4.008 sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas, di Korea Selatan telah ditutup secara permanen. Penutupan massal ini terjadi akibat krisis demografi yang menyebabkan kekurangan jumlah siswa secara drastis.
Data terbaru dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan, yang diungkapkan oleh anggota parlemen dari Partai Demokrat Korea, Jin Sun Mee, menunjukkan bahwa ribuan institusi pendidikan tersebut tidak lagi beroperasi sejak bertahun-tahun lalu.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Jin Sun Mee menyoroti dampak serius dari fenomena ini. “Sejumlah besar sekolah telah tutup, dan akan ada lebih banyak lagi sekolah yang diperkirakan tutup karena penurunan jumlah siswa,” ujarnya, seperti dikutip dari The Korea Herald pada Minggu (28/12).
Menurut catatan Kementerian Pendidikan, sekolah dasar (SD) menjadi jenjang yang paling terdampak, dengan 3.674 SD kini tidak lagi berfungsi. Sementara itu, 264 sekolah menengah pertama (SMP) dan 70 sekolah menengah atas (SMA) juga mengalami nasib serupa.
Dalam lima tahun terakhir saja, tercatat 158 sekolah telah ditutup. Proyeksi menunjukkan bahwa 107 sekolah lainnya diperkirakan akan menyusul dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Penurunan jumlah siswa ini juga berdampak signifikan pada tenaga pengajar. Data Kementerian Pendidikan per Februari 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 2.000 guru tidak dipekerjakan untuk tahun ajaran 2025.
Secara rinci, posisi guru SD dipangkas sebanyak 1.289 orang, sedangkan guru SMP berkurang 1.700 orang.
Menanggapi kondisi ini, Jin Sun Mee menekankan pentingnya strategi jangka panjang. “Perlu ada peta jalan jangka panjang untuk memanfaatkan sekolah-sekolah ini sebagai aset bagi masyarakat setempat,” tegasnya.
Kantor pendidikan provinsi dan metropolitan di Korea Selatan telah mengambil sejumlah langkah adaptif. Beberapa di antaranya adalah mengurangi jumlah siswa per kelas di beberapa sekolah menjadi sekitar 10-15 siswa dan meningkatkan jumlah kelas.
Fenomena penutupan sekolah ini merupakan cerminan dari krisis tingkat kelahiran yang melanda Korea Selatan selama beberapa tahun terakhir. Negara ini mencatat angka kesuburan total terendah di dunia, berada di bawah 0,8.






