SINTANG – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram masih menjadi keluhan utama warga Kabupaten Sintang menjelang perayaan Tahun Baru. Kondisi ini memaksa sebagian masyarakat beralih menggunakan gas portable yang dibeli dari toko ritel untuk memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.
Dalam sebulan terakhir, stok gas bersubsidi tersebut sulit ditemukan di pasaran, meskipun Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kota Sintang ditetapkan sebesar Rp18.500 per tabung.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Warga Terpaksa Gunakan Gas Portable
Feri, seorang warga Kelurahan Ladang, mengungkapkan bahwa ia sudah tiga hari terakhir tidak mendapatkan pasokan gas elpiji 3 kilogram. “Sudah tiga hari saya pakai gas portable yang dibeli di toko ritel, karena gas 3 kilogram memang tidak ada,” ujar Feri pada Senin (29/12).
Ia menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari gas, termasuk mendatangi sejumlah pangkalan dan warung. Namun, hasilnya nihil karena stok gas memang belum tersedia. “Bukan tidak mencari, saya sudah ke mana-mana bahkan menghubungi pangkalan, tapi stoknya memang kosong. Di warung-warung juga kosong,” keluhnya.
Feri berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan ini. Menurutnya, ketersediaan gas sangat krusial bagi kebutuhan sehari-hari warga. “Kami berharap gas segera tersedia, meskipun harganya sedikit mahal. Sekarang ini gas benar-benar susah didapat,” kata Feri.
Senada dengan Feri, Fatimah, warga Jerora 1, juga mengalami kesulitan serupa. Ia mengaku sudah berkeliling mencari gas elpiji 3 kilogram hingga ke kawasan Akcaya, namun tidak berhasil menemukannya. “Saya sudah keliling nyari gas sampai ke Akcaya, di Jerora 1 juga tidak ada. Akhirnya tidak dapat juga. Sementara ini terpaksa beli gas portable yang biasa dipakai untuk camping,” tutur Fatimah.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Sintang, terutama menjelang momen pergantian tahun yang biasanya diikuti peningkatan kebutuhan rumah tangga.






