Sebuah kecelakaan maut melibatkan bus PO Cahaya Trans terjadi di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, pada Rabu (24/12/2025). Insiden tragis ini menewaskan 16 orang dari total 34 penumpang, sementara 18 lainnya dinyatakan selamat. Sopir bus, Gilang (22), telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kepada pihak kepolisian, Gilang mengaku tidak sempat menginjak rem saat kejadian. Ia berupaya mengalihkan persneling dari gigi 6 ke gigi 5, namun tidak berhasil. Setelah itu, tersangka melakukan manuver membanting kemudi ke arah kiri, namun kendaraan terlanjur oleng ke sisi kanan. Kapolrestabes Semarang Kombes Muhammad Syahduddi menjelaskan, “Kalau pengakuan dari sopir bus tersebut, yang bersangkutan tidak sempat mengerem. Dia berupaya untuk mengalihkan persneling dari gigi 6 ke gigi 5, namun tidak sampai.” Selain itu, terungkap bahwa speedometer bus Cahaya Trans yang dikemudikan Gilang tidak berfungsi.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Menanggapi peristiwa ini, Wakil Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB, Syaiful Huda, menyoroti insiden tersebut sebagai peringatan dini yang tidak boleh diabaikan. Huda menekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah menjelang periode mobilitas tinggi akhir tahun. “Tragedi di Tol Krapyak adalah duka mendalam sekaligus peringatan bagi kita semua. Dengan estimasi 119,5 juta orang yang akan bergerak untuk mudik, perayaan tahun baru, dan wisata, pemerintah tidak punya ruang untuk toleransi terhadap kelalaian sekecil apa pun,” ujar Syaiful Huda pada Rabu (24/12/2025).
Huda mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pemangku kepentingan terkait untuk segera mengimplementasikan strategi komprehensif guna memastikan keamanan di seluruh lini transportasi. Khusus untuk moda transportasi bus, ia meminta Kemenhub melakukan inspeksi keselamatan atau ramp check secara masif dan menyeluruh. “Kemenhub harus memastikan seluruh armada PO Bus yang beroperasi untuk angkutan Nataru telah lolos ramp check. Jangan ada bus ‘zombie’ atau bus yang tidak layak jalan tetap dipaksakan beroperasi demi mengejar setoran di tengah tingginya permintaan,” tegasnya.
Politikus PKB ini juga menyoroti aspek kesehatan dan jam kerja para pengemudi. Ia menilai intensitas kerja yang tinggi selama masa Natal dan Tahun Baru kerap membuat awak bus kelelahan, yang berpotensi membahayakan keselamatan. “Kami meminta Kemenhub dan pihak kepolisian memastikan adanya pemeriksaan kesehatan bagi awak bus di terminal-terminal utama. Sopir harus dalam kondisi fit dan tidak di bawah pengaruh zat apa pun. Manajemen waktu kerja juga harus diawasi ketat; jangan biarkan sopir dipaksa bekerja di luar batas kemampuan manusiawi mereka,” kata Huda.
Syaiful Huda menambahkan bahwa keselamatan jutaan warga yang bermobilitas adalah tanggung jawab negara. “Keselamatan 119,5 juta nyawa warga yang bermobilitas adalah tanggung jawab negara. Kita tidak ingin keceriaan liburan berubah menjadi duka akibat kelalaian dalam manajemen transportasi publik,” pungkasnya.






