Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Selasa, 23 Desember 2025, di zona merah. Indeks melemah 0,71% dan ditutup pada level 8.584,78. Tekanan pasar ini terjadi di tengah pergerakan saham-saham unggulan yang bervariasi.
Beberapa saham justru mencatatkan kenaikan signifikan, menjadi penopang pergerakan indeks. Saham FILM melonjak 9,77%, VKTR melesat 13,42%, dan IMPC menguat 8,54%. Namun, pelemahan indeks tertahan oleh koreksi pada saham-saham besar. DSSA turun 4,78%, BBCA melemah 1,83%, dan BRPT terkoreksi 4,65%.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Dari sisi aliran dana, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih. Di pasar reguler, nilai jual bersih asing mencapai Rp852,91 miliar, sementara secara keseluruhan pasar tercatat jual bersih Rp348,62 miliar. Secara sektoral, mayoritas sektor bergerak melemah, dengan tujuh dari sebelas sektor berakhir di zona negatif. Sektor properti menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,24%, sedangkan sektor industri mencatatkan kinerja terbaik dengan kenaikan 2,58%.
Berita Emiten
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) melanjutkan langkah pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Perseroan merealisasikan penyertaan modal ke Bank Pembangunan Daerah Lampung dengan nilai total Rp100 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, otoritas terkait telah memberikan persetujuan atas aksi tersebut. Penyertaan modal ini terdiri dari Rp25,40 miliar untuk pengambilalihan 2,54 juta saham dan Rp74,62 miliar sebagai agio saham, sehingga kepemilikan BJTM di Bank Lampung mencapai 5,42%. Langkah ini menjadi kelanjutan strategi ekspansi KUB BJTM setelah sebelumnya terlibat dalam penguatan permodalan sejumlah bank daerah lainnya.
Sementara itu, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengumumkan rencana penambahan modal melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan sebanyak 12,8 miliar saham baru dengan rasio 3:4 dan harga pelaksanaan Rp250 per saham.
Dari aksi korporasi ini, dana yang berpotensi dihimpun mencapai Rp3,20 triliun. INET juga akan menerbitkan 2,30 miliar Waran Seri II yang berpotensi menambah dana hingga Rp691,20 miliar.
Dana hasil HMETD rencananya dialokasikan untuk pengembangan jaringan fiber to the home (FTTH) melalui anak usaha, PT Garuda Prima Internetindo, dengan target dua juta pelanggan di Bali dan Lombok. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk modal kerja, pelunasan biaya IRU kabel bawah laut melalui PT Pusat Fiber Indonesia, serta kebutuhan operasional perseroan lainnya.
Adapun jadwal terakhir perdagangan saham dengan HMETD ditetapkan pada 2 Januari 2026, dengan periode pelaksanaan HMETD berlangsung pada 8–22 Januari 2026.
Disclaimer: Segala analisis dan rekomendasi saham dalam artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan berinvestasi sepenuhnya berada di tangan masing-masing investor sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan pribadi. Investor diharapkan berinvestasi secara bijak.






