Keuangan

IHSG Anjlok 0,71% ke 8.584,78 pada Penutupan Perdagangan Selasa, Sektor Energi Jadi Pemberat Utama

Advertisement

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa, 23 Desember 2025. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia tersebut terkoreksi 61,06 poin atau 0,71%, mengakhiri sesi di level 8.584,78.

Dari total 705 saham yang diperdagangkan, sebanyak 373 saham mengalami penurunan, sementara 275 saham menguat, dan 157 saham stagnan. Nilai transaksi harian mencapai Rp 24,59 triliun, melibatkan 41,69 miliar saham dalam 2,76 juta kali transaksi.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kinerja Sektor dan Saham Pemberat

Mayoritas sektor perdagangan mencatatkan pelemahan, dengan koreksi terbesar terlihat pada sektor energi dan properti. Di sisi lain, hanya sektor teknologi dan industri yang berhasil menguat tipis.

Emiten-emiten berkapitalisasi besar masih menjadi penekan utama kinerja IHSG hari ini. Saham tambang batu bara Grup Sinar Mas, PT Dian Swatatika Sentosa Tbk (DSSA), menjadi beban terbesar dengan koreksi 19,57 indeks poin.

Menyusul DSSA, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga turut berkontribusi signifikan terhadap pelemahan IHSG. BBCA turun 1,83% ke harga Rp 8.025 per saham, menyumbang pelemahan sebesar 14,19 indeks poin.

Selain DSSA dan BBCA, beberapa saham lain yang turut menjadi pemberat IHSG antara lain PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Sentimen Pasar Global dan Domestik

Pelaku pasar pada Selasa ini mengalihkan fokus pada data ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat, serta mencermati respons lanjutan dari data ekonomi China yang dirilis kemarin terkait suku bunga dan jumlah uang beredar di Indonesia.

Dari dalam negeri, sentimen positif diharapkan datang dari konferensi pers kesepakatan dagang AS-Indonesia yang digelar hari ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo telah mengadakan konferensi pers pada pukul 08.30 WIB.

Advertisement

Konferensi pers tersebut diharapkan dapat menjawab isu mengenai potensi penghentian kesepakatan dagang yang telah ditandatangani pada Juli 2025. Kesepakatan ini memiliki peran krusial bagi kenaikan atau penurunan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, dengan dampak besar pada ekspor, lapangan kerja, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sementara itu, sorotan utama investor global juga tertuju pada rilis final Pertumbuhan Ekonomi (GDP) AS untuk kuartal III-2025. Konsensus pasar memproyeksikan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh melambat ke level 3,2%, turun dari estimasi sebelumnya 3,8%.

Dalam kondisi normal, perlambatan ekonomi sering dianggap kabar buruk. Namun, angka 3,2% saat ini justru menjadi sinyal yang dinanti pasar. Perlambatan yang terukur ini, dikombinasikan dengan inflasi yang sudah jinak di 2,7%, mengonfirmasi skenario soft landing sedang berjalan mulus. Ekonomi AS mendingin cukup untuk menekan inflasi, namun tetap tumbuh kuat untuk menghindari resesi. Kondisi ini memberikan ruang bagi The Federal Reserve untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga secara agresif.

Pergerakan Pasar Asia dan AS

Di sisi lain, pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa, menyusul kenaikan indeks utama Wall Street semalam yang didorong oleh saham-saham yang terekspos kecerdasan buatan (AI).

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,46% pada perdagangan awal, menuju kenaikan hari keempat berturut-turut. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,18%, sementara indeks Topix yang lebih luas mencatatkan kenaikan 0,37%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,32%, dengan indeks Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil naik 0,21%.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.909, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di 25.801,77. Di Asia Tenggara, Singapura akan merilis data inflasi bulan November, dengan para ekonom memperkirakan tingkat inflasi negara kota tersebut akan naik ke level tertinggi pada tahun 2025.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 naik 0,64%, mencatat kenaikan positif untuk hari ketiga berturut-turut. Dow Jones Industrial Average naik 0,47%, dan Nasdaq Composite naik 0,52%.

Advertisement
Mureks