Harga emas dunia atau logam mulia diprediksi akan menyentuh level Rp 2,7 juta per gram pada penghujung tahun 2025. Proyeksi ini disampaikan oleh Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, yang menyebut dua faktor utama sebagai pendorong kenaikan signifikan tersebut.
Pada penutupan perdagangan Minggu (28/12/2025), harga emas dunia tercatat di level US$ 4.531 per troy ons, sementara harga logam mulia di pasar domestik berada di kisaran Rp 2,63 juta per gram.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Fluktuasi Harga Emas dan Prediksi Pergerakan
Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan harga emas di akhir tahun 2025 memiliki dua kemungkinan skenario. Apabila pada Senin (29/12/2025) harga emas dunia mengalami penurunan, ia memperkirakan harga akan terkoreksi ke level support pertama di US$ 4.509 per troy ons, dengan harga logam mulia sekitar Rp 2,6 juta per gram.
Jika tren penurunan berlanjut hingga Rabu (31/12/2025), support kedua kemungkinan berada di level US$ 4.487 per troy ons, dengan harga logam mulia sekitar Rp 2,57 juta per gram.
Sebaliknya, jika harga emas dunia naik pada Senin (29/12/2025), level resisten pertama diperkirakan di US$ 4.550 per troy ons, membuat harga logam mulia mencapai Rp 2,65 juta per gram. Kenaikan yang terus berlanjut hingga Rabu (31/12/2025) dapat mendorong resisten kedua hingga di level US$ 4.570-4.600 per troy ons.
“Kemungkinan besar sampai akhir tahun harga logam mulia akan menyentuh level Rp 2,7 juta atau mendekati Rp 2,7 juta,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Minggu (28/12/2025).
Dua Faktor Utama Pendorong Kenaikan Harga Emas
Menurut Ibrahim, meskipun harga emas cenderung berfluktuasi, ada dua faktor utama yang secara konsisten mengerek harganya. Pertama adalah faktor geopolitik global, dan kedua adalah pelemahan indeks dolar Amerika Serikat (AS).
1. Ketegangan Geopolitik Global
Ibrahim membeberkan beberapa situasi geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia:
- Amerika Latin: Konflik AS dan Venezuela
Konflik antara AS dan Venezuela terus memanas. Ibrahim menyebut AS menyandera kapal kargo ketiga sebagai upaya menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro agar lengser. Ketegangan ini berdampak pada pasar global mengingat Venezuela adalah salah satu produsen minyak mentah dengan produksi 1,1 juta barel per hari.
- Afrika: Penyerangan AS di Nigeria
Pasukan AS dilaporkan melakukan penyerangan terhadap kelompok militan di Nigeria yang menguasai sebagian kantong-kantong minyak. Ibrahim menjelaskan, “Sehingga Amerika melakukan penyerangan terhadap militan-militan yang kemungkinan besar akan membuat produksi minyak di Nigeria akan terhambat. Kita harus tahu bahwa Nigeria adalah salah satu negara anggota OPEC yang memproduksi diperkirakan 1,3 juta barrel per hari.”
- Eropa: Pembahasan Perdamaian Rusia-Ukraina
Di Eropa, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan ini untuk membahas perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Sebanyak 20 draf perjanjian dibawa Trump dan berpotensi disepakati. Sementara itu, Zelensky akan melakukan referendum untuk mengetahui sikap warga Ukraina terkait kemungkinan sebagian wilayah yang saat ini dikuasai Rusia bergabung dengan Rusia.
2. Pelemahan Indeks Dolar Amerika Serikat
Faktor kedua yang mendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan indeks dolar AS. Ibrahim menjelaskan bahwa pelemahan ini disebabkan oleh data ekonomi AS yang cukup lemah, terutama data inflasi yang terus mengalami penurunan.
Data ekonomi AS yang melemah ini memicu optimisme pasar bahwa Bank Sentral AS, The Fed, akan menurunkan suku bunga acuannya pada awal 2026. Meskipun Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyebut akan memangkas suku bunga hanya sekali pada 2026, dinamika politik AS dinilai turut mempengaruhi pasar.
“Di mana di bulan April akan ada pergantian Ketua The Fed, kemungkinan besar akan mengikuti gerak langkah yang diinginkan oleh Trump. Sehingga pasar optimis bahwa Bank Sentral Amerika kemungkinan besar masih akan menurunkan suku bunga di awal-awal tahun 2026. Ini yang membuat harga emas dunia, logam mulia terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” jelas Ibrahim.






