Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, secara resmi mengumumkan kematian sejumlah pimpinan utamanya dalam perang di Jalur Gaza. Pengumuman ini mencakup juru bicara militer Abu Obeida dan mantan pemimpin Hamas Mohammed Sinwar, yang dikonfirmasi gugur di wilayah tersebut.
Konfirmasi tersebut disampaikan melalui pernyataan video yang dirilis pada Senin (29/12/2025). Ini menjadi pengakuan resmi pertama dari Hamas mengenai kematian Abu Obeida, sosok yang selama dua tahun terakhir menjadi wajah utama komunikasi militer kelompok tersebut di tengah konflik dengan Israel.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dalam video yang sama, Brigade al-Qassam memperkenalkan juru bicara baru yang tampil dengan wajah tertutup. Juru bicara tersebut untuk pertama kalinya mengungkap identitas asli Abu Obeida, yang disebut bernama Hudhayfah Samir Abdullah al-Kahlout.
“Dengan bangga kami umumkan kemartiran pemimpin besar kami, Abu Obeida. Kami telah mewarisi gelarnya,” ujar juru bicara baru tersebut, seperti dikutip Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel telah mengklaim membunuh Mohammed Sinwar pada Mei lalu. Sinwar merupakan adik dari mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Tiga bulan kemudian, militer Israel juga menyatakan Abu Obeida telah tewas, namun klaim tersebut baru kini dikonfirmasi secara resmi oleh Hamas.
Selain Abu Obeida dan Mohammed Sinwar, Brigade al-Qassam turut mengonfirmasi kematian sejumlah komandan senior lainnya. Mereka termasuk Mohammed Shabanah, kepala Brigade Rafah, serta dua pemimpin berpangkat tinggi lainnya, Hakam al-Issa dan Raed Saad.
Abu Obeida dikenal sebagai tokoh kunci Hamas di Gaza. Ia secara rutin menyampaikan pernyataan terkait perkembangan medan perang, dugaan pelanggaran gencatan senjata, hingga kesepakatan pertukaran tawanan Israel dan tahanan Palestina.
Pernyataan terakhirnya disampaikan pada awal September, saat Israel memulai fase awal serangan militer baru di Kota Gaza yang ditetapkan sebagai zona tempur. Serangan tersebut memicu penghancuran ratusan bangunan dan pengungsian massal warga Palestina.
Hamas juga menyebut Mohammed Sinwar sempat menggantikan Mohammed Deif sebagai kepala staf Brigade al-Qassam setelah Deif tewas. Sinwar disebut memimpin kelompok tersebut melalui apa yang digambarkan sebagai “fase yang sangat sulit” sebelum akhirnya terbunuh.
Juru bicara baru Hamas turut menyinggung situasi politik terkini dan menegaskan komitmen kelompoknya terhadap gencatan senjata yang mulai berlaku lebih dari dua bulan lalu, meski menuding Israel melakukan pelanggaran berulang.
“Rakyat kami membela diri dan tidak akan menyerahkan senjata mereka selama pendudukan masih berlangsung,” katanya. “Kami tidak akan menyerah, bahkan jika kami harus berjuang dengan kuku jari kami.”
Ia juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhi gencatan senjata, seraya menegaskan hak kelompoknya untuk merespons setiap pelanggaran.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 11 Oktober, sedikitnya 414 warga Palestina tewas dan 1.145 lainnya terluka. Selain itu, 680 jenazah ditemukan dari reruntuhan.
Secara keseluruhan, sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 71.266 orang, dengan 171.222 lainnya mengalami luka-luka.






