Anfield menjadi saksi bisu momen penting bagi Florian Wirtz pada Sabtu (27/12/2025) lalu. Gelandang muda asal Jerman itu akhirnya mencetak gol perdananya untuk Liverpool dalam laga krusial Liga Inggris melawan Wolverhampton Wanderers. Gol ini bukan sekadar angka di papan skor, melainkan simbol nyata dari proses adaptasi panjang yang mulai membuahkan hasil.
Didatangkan dengan banderol fantastis dan ekspektasi tinggi, Wirtz kini mulai menunjukkan mengapa The Reds rela memecahkan rekor transfer demi dirinya. Di tengah musim yang belum sepenuhnya stabil, kontribusi konkret Wirtz menjadi angin segar bagi skuad asuhan Arne Slot.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Perjalanan Adaptasi yang Penuh Tantangan
Kedatangan Florian Wirtz dari Bayer Leverkusen pada Juni lalu memang mengundang perhatian besar. Liverpool menggelontorkan dana sebesar 116 juta poundsterling untuk memboyong pemain berusia 22 tahun ini, mengalahkan persaingan ketat dari raksasa seperti Bayern Munchen dan Manchester City.
Namun, Premier League bukanlah panggung yang mudah bagi pemain baru. Wirtz membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tempo, intensitas, dan kontak fisik yang jauh berbeda dari Bundesliga. Bahkan, Liverpool sampai menyiapkan program khusus di pusat kebugaran untuk membantu meningkatkan kekuatan fisiknya.
Tekanan harga mahal semakin memperberat situasi. Jauh dari kampung halaman dan bergabung dengan tim Liverpool yang belum sepenuhnya stabil di bawah pelatih baru, kesabaran menjadi kunci utama. Meskipun kontribusinya mulai terlihat, absennya gol dan assist sempat menjadi bahan kritik dari berbagai pihak.
Gol Perdana yang Menjawab Keraguan
Kritik tersebut akhirnya teredam saat Liverpool menjamu Wolves. Sesaat sebelum turun minum, Wirtz menunjukkan kecerdasan dalam membaca permainan. Ia menyelinap di belakang garis pertahanan lawan, lalu dengan tenang menyelesaikan umpan matang dari Hugo Ekitike, melewati penjaga gawang Jose Sa.
Selebrasinya berbicara banyak. Wirtz mengepalkan tangan, menepuk lambang klub di dadanya, sebelum kemudian tenggelam dalam pelukan hangat rekan-rekan setimnya. Di tribun penonton, rasa lega bercampur kegembiraan terasa jelas.
“Sangat menyenangkan bagi saya bisa mencetak gol pertama sejak bergabung dengan klub ini. Saya berharap Hugo bisa melihat pergerakan saya, dan saya bersyukur dia melakukannya serta memberi saya kesempatan itu,” ungkap Wirtz kepada BBC Sport setelah pertandingan.
Ia juga tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapinya. “Saya tahu ini liga tersulit di dunia. Saya harus terus membiasakan diri dengan fisik permainan dan para pemain di sekitar saya. Setiap pertandingan saya merasa sedikit lebih baik. Kami mulai menemukan ritme, dan performa tim juga meningkat.”
Peran Krusial dalam Taktik Arne Slot
Gol tersebut bukan satu-satunya kontribusi signifikan Wirtz. Tujuh hari sebelumnya, ia telah mencatatkan assist perdananya di Premier League melalui umpan untuk Alexander Isak saat menghadapi Tottenham Hotspur. Dalam laga kontra Wolves, Wirtz kembali menjadi pusat permainan Liverpool.
Beroperasi dari sisi kiri dalam formasi 4-2-3-1 racikan Arne Slot, Wirtz diberikan kebebasan untuk bergerak ke ruang-ruang tengah. Peran ini memungkinkannya lebih terlibat dalam proses menyerang, sekaligus memaksimalkan kecerdasan posisionalnya.
Secara statistik, dampaknya sangat nyata. Wirtz menciptakan tiga peluang, menjadi yang terbanyak dalam pertandingan tersebut. Ia juga sukses melewati tujuh dari sembilan percobaan dribel, memenangkan mayoritas duel, dan menjadi pemain dengan sentuhan terbanyak di kotak penalti lawan.
“Ia pantas mendapatkannya,” ujar Arne Slot usai pertandingan. “Saya bisa melihat dari reaksinya ketika mencetak gol, dan juga dari rekan-rekannya. Mereka sangat bahagia untuknya. Dalam sepak bola, pemain sering dinilai dari gol dan assist, dan kita kadang lupa apa saja yang mereka lakukan sepanjang pertandingan.”
Performa Wirtz semakin krusial mengingat Liverpool harus kehilangan Alexander Isak hingga Maret mendatang akibat cedera patah kaki. Kombinasinya dengan Hugo Ekitike kini memberi harapan baru dalam fase menyerang, terutama saat The Reds berupaya mencari konsistensi di sisa musim.






